Home GEREJA KITA SEPUTAR VATIKAN Presiden Singapura Bertemu Paus Fransiskus

Presiden Singapura Bertemu Paus Fransiskus

Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada 28 Mei, sebuah kunjungan bersejarah yang menggarisbawahi semakin pentingnya Gereja di ibukota keuangan Asia Tenggara ini.

Tan juga bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Petro Parolin, yang mengunjungi Singapura tahun lalu sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-50 kemerdekaan negara itu.

Tan juga mengunjungi Basilika Santo Petrus, Kapel Sistina dan Museum Vatikan, menutupi kunjungan kenegaraannya ke Takhta Suci.

‘Sekuler tapi tidak sekuler’

Jumlah umat Katolik di Singapura sekitar 380.000 jiwa, kata kantor Uskup Agung William Goh. Sekitar sepertiga dari jumlah tersebut adalah para pekerja migran dari negara-negara Asia, terutama Filipina. Sejumlah anggota parlemen senior negara ini, serta ketua pengadilan yakni Sundareh Menon adalah seorang Katolik.

“Gereja Katolik beruntung merasakan dukungan dari pemerintah Singapura,” kata kantor Uskup Agung Goh dalam sebuah pernyataan.

“Kami memiliki pemerintah yang sekuler, tapi tidak sekuler karena mengakui peran penting agama-agama dalam membangun moral bangsa kami,” tambah Uskup Agung Goh.

“Kami benar-benar berterima kasih kepada dia untuk memperjuangkan kerukunan beragama, terutama pada saat ekstremisme agama mengancam kehidupan masyarakat yang berdampingan secara damai.”

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pernah mengenyam pendidikan Katolik. Gereja Katolik telah berperan penting dalam masyarakat Singapura, mengelola sekolah, rumah sakit, panti dan amal, melayani warga Singapura dari semua ras dan agama.

Pada 2013, mantan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo Yong Boon adalah salah satu dari tujuh orang awam – dan satu-satunya dari Asia – ditunjuk sebagai anggota Dewan Ekonomi, untuk memberikan saran kepada Paus Fransiskus. Dia juga anggota Komisi Kepausan untuk Referensi tentang Struktur Ekonomi-Administrasi dari Takhta Suci.

Singapura pertama kali mendirikan hubungan diplomatik dengan Takhta Suci pada Juni 1981. Hubungan 35 tahun tersebut sudah termasuk kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Singapura tahun 1986. Tahun 1994, kerja sama di antara pemerintah Singapura dan Takhta Suci mendanai pelatihan banyak orang muda dari negara-negara tetangga.

Sumber: ucanews.com