Home Jendela Alkitab Harian Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 Februari 2019, Mrk. 6:1-6

Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 Februari 2019, Mrk. 6:1-6

Identitas iman Kristiani

APA yang kerap membuat kita ragu dan tidak percaya pada Tuhan? Mungkin ada beragam alasan. Ada yang kehilangan keyakinannya pada Tuhan karena penderitaannya tidak kunjung berakhir. Ada pula yang mulai ragu pada kasih Tuhan, sebab ia selalu merasa gagal dalam hidup. Memang peristiwa-peristiwa buruk dalam hidup kerap membuat kita kehilangan keyakinan. Namun, tidak jarang juga bahwa pengalaman-pengalaman buruk semakin meneguhkan iman seseorang pada Tuhan. ketekunan dan kesetiaan untuk bertahan dalam pengalaman buruk akan mendewasakan iman seseorang.

Kehidupan Santo Paulus Miki dan teman-temannya yang kita peringati hari ini, menegaskan tentang iman yang tahan uji dan makin dewasa di dalam penderitaan akibat penolakan. Paulus Miki adalah seorang Jepang yang mati dibunuh oleh orang bangsanya demi mempertahankan imannya di tanah airnya sendiri. penyiksaan atas mereka sungguh kejam. Telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah. Setelah itu, mereka diantar berkeliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat. Kepada penguasa yang menyiksa mereka, Paulus Miki atas nama kawan-kawannya menulis surat yang berbunyi, “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Seyogianya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikanTuhan kepada kami.”

Injil hari ini mengisahkan peristiwa Yesus ditolak di tempat asal-Nya. Sebab, mereka tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Yesus. Mereka hanya mengenal Yesus sebagai anak tukang kayu dan Maria. Mereka tidak mengenal-Nya sebagai seorang Tuhan. Karena itu, mereka menolak-Nya. Di sana Yesus tidak melakukan mukjizat, sebab tindakan itu pun mengandaikan adanya iman. Namun demikian, kasih karunia Allah tidak berhenti hanya karena manusia menolaknya.

Tuhan, aku mau belajar dari berbagai peristiwa dan orang yang kujumpai, yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Aku percaya bahwa lewat mereka Engkau mau mengajar dan mendewasakan aku. Amin.

 Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia