Beranda KATEKESE Santo Vinsensius Ferrer : 05 April

Santo Vinsensius Ferrer : 05 April

05 April, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Maria menerima Kabar Gembira dari Malaikat Katolik, martir, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Santo Vinsensius Ferrer, Santo Benediktus Moor, Biarawan, Santo Richard dari Chichester, Santa Theodosia dari Tirus, Santo Hugo dari Grenoble, Santa Katarina dari Swedia, Santo Alfonsus Toribio dari Mangroveyo, Santo Benyamin, Santo Berthold, umat Katolik, Uskup dan Pengaku Iman, Yesus Kristus

VINSENSIUS Ferrer adalah seorang pahlawan iman yang  mengagumkan. Ia dilahirkan di Valencia, Spanyol pada tahun 1350. Ia memiliki devosi secara khusus kepada Santa Perawan Maria. Apabila orang berbicara tentang Bunda Maria, ia merasa sangat bahagia.

Ketika berusia tujuh belas tahun, Vinsensius masuk Ordo Dominikan. Ia seorang yang sangat pandai dan berhasil baik dalam studinya. Vinsensius juga seorang yang tampan, tetapi ia tidak pernah sombong ataupun tinggi hati atas semua kelebihan yang dimilikinya.

Pada mulanya, pater Vinsensius mengajar di berbagai perguruan tinggi. Kemudian ia menjadi seorang pengkhotbah yang termashyur. Selama dua puluh tahun, pater Vinsensius berkhotbah di seluruh Spanyol dan Perancis. Meskipun pada masa itu belum ada mikrofon, suaranya yang lantang dapat terdengar hingga jauh. Banyak orang bertobat hanya dengan mendengarkan khotbahnya. Bahkan seorang rabi Yahudi terkenal, Paulus de Burgos, menjadi seorang Katolik pula. Paulus kemudian menjadi seorang imam dan akhirnya Uskup Cartagena, Spanyol.

05 April, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Isidorus, Santo Hugo dari Grenoble, Santo Vincentius Ferrer, santo santa, teladan kita

Banyak orang Katolik sangat terkesan dengan khotbah-khotbah dan teladan kekudusan Vinsentius, sehingga mereka menjadi lebih saleh. Umat Katolik yang dulunya tidak mengamalkan iman mereka, sekarang berubah. Mereka menjadi taat dan saleh sepanjang hidup mereka.

St. Vinsensius mengandalkan Tuhan. Ia juga minta bantuan doa dan matiraga dari banyak orang demi keberhasilan khotbah-khotbahnya. Ia sadar bahwa bukanlah kata-katanya ataupun bakat-bakatnya yang memenangkan hati banyak orang. Oleh sebab itulah, ia selalu berdoa sebelum berkhotbah. Namun demikian, dikisahkan bahwa suatu ketika, ia tahu bahwa seseorang yang amat penting akan mendengarkan khotbahnya.

Ia bekerja lebih keras dari biasanya untuk mempersiapkan khotbahnya, sehingga ia tidak sempat lagi berdoa. Khotbah tersebut, yang telah dipersiapkannya dengan amat seksama, ternyata tidak terlalu mengesankan sang bangsawan. Tuhan membiarkan hal itu terjadi untuk mengajarkan kepada Vinsensius agar tidak mengandalkan diri sendiri.

Di kemudian hari, bangsawan yang sama datang lagi untuk mendengarkan khotbah Vinsensius. Tetapi, kali ini Vinsensius tidak mengetahuinya. Seperti biasa, ia berdoa serta mengandalkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Sang bangsawan mendengarkan khotbahnya dan sungguh sangat terkesan dengan apa yang telah ia dengar. Ketika Vinsensius diberitahu menganai hal tersebut, ia berkata: “Dalam khotbah pertama, Vinsensius-lah yang berbicara. Dalam khotbah kedua, Yesus Kristus-lah yang berbicara.”

St. Vinsensius wafat pada tahun 1419. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Nikolas V pada tahun 1455.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Benediktus Moor, Biarawan : 04 April