Beranda KATEKESE Teladan Kita Peringatan Fakultatif Santo Yohanes Gualbertus, 12 Juli

Peringatan Fakultatif Santo Yohanes Gualbertus, 12 Juli

SANTO YOHANES dilahirkan di Florence, Italia, pada akhir abad kesepuluh. Ia dan ayahnya amat terpukul ketika Hugh, satu-satunya saudara lelaki Yohanes, tewas dibunuh. Orang yang dicurigai sebagai pembunuhnya adalah teman Hugh. Atas desakan ayahnya dan juga luapan amarahnya sendiri, Yohanes mulai mencari cara untuk membalas dendam atas kematian saudaranya. Ia merasa kehormatan pribadinya tergantung pada kemampuannya menyelesaikan masalah tersebut.

Pada suatu hari Jumat Agung, ia berhadapan muka dengan pembunuhnya di suatu lorong sempit. Yohanes menghunus pedangnya dan mulai maju menyerang. Pembunuh Hugh jatuh bertekuk lutut. Ia menyilangkan tangannya di dada dan mohon ampun demi kasih Yesus yang telah wafat disalib.

Dengan amat berat hati, Yohanes menjatuhkan pedangnya. Ia memeluk musuhnya dan berdua mereka berdampingan menyusuri jalan.

Lukisan karya Giovanni Domenico Tiepolo (Itali, 1727–1804)  St. John Gualbert (Contemplating the Crucifix), c. 1753 Oil on canvas, 24 1/2 x 17 3/4 in.
Lukisan karya Giovanni Domenico Tiepolo (Itali, 1727–1804)
St. John Gualbert (Contemplating the Crucifix), c. 1753
Oil on canvas, 24 1/2 x 17 3/4 in.

Ketika tiba di gereja biara, Yohanes masuk dan berlutut di depan salib. Ia mohon ampun atas dosa-dosanya. Lalu, terjadilah suatu mukjizat! Kristus di atas salib menundukkan kepala-Nya. Seolah-olah Yesus hendak mengatakan kepada Yohanes bahwa Ia merasa senang Yohanes telah mengampuni musuhnya. Yohanes merasa bahwa dosa-dosanya sendiri pun telah diampuni.

Seketika, terjadi perubahan besar atas dirinya hingga ia langsung menemui pimpinan biara. Yohanes bertanya apakah ia diperbolehkan bergabung menjadi seorang biarawan.

Ketika ayah Yohanes mendengar berita tersebut, dalam murkanya ia mengatakan akan membumihanguskan seluruh biara jika puteranya tidak keluar. Para biarawan merasa bingung tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Yohanes mengatasi masalah dengan memotong rambutnya dan meminjam sehelai jubah milik seorang biarawan. Ayahnya begitu terkesan hingga membiarkan puteranya tinggal di biara.

Di kemudian hari, St. Yohanes pergi untuk menempuh hidup dengan disiplin yang keras. Ia membentuk komunitas para biarawannya sendiri.

Yohanes menjadi teladan dalam menghayati hidup miskin Yesus. Ia juga memberikan perhatian besar kepada semua orang miskin yang datang ke pintu gerbang biara. Tuhan menganugerahinya kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat dan memberinya kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan. Bahkan Paus St. Leo IX datang kepada St. Yohanes untuk minta nasehatnya.

St. Yohanes wafat pada tanggal 12 Juli 1073. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Selestin III pada tahun 1193.

“Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami…” ~ doa Bapa Kami

Keterangan foto: St. Yohanes Gualbertus, ilustrasi dari www.katakombe.net

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media