Home BERITA Aku Ingin Seperti HP

Aku Ingin Seperti HP

FILM pendek berdurasi tiga menit diputar pada saat rekoleksi pasangan suami-istri (pasutri) Katolik di Aula Paroki Santo Fransiskus Assisi Makassar, Selasa, 29/5. Film tersebut ternyata menarik hati para peserta rekoleksi. Film itu menarik karena isinya mudah dipahami, bahkan pesan spiritualnya membekas. “Aku ingin menjadi HP”, sebuah penggalan kalimat yang kaya makna. 

Film itu menceritakan kisah sebuah keluarga di mana HP sudah sangat mendominasi kehidupan mereka. Kehadiran HP tersebut sampai membuat si anak merasa cemburu karena tidak mendapatkan perhatian semestinya dari kedua orangtuanya. Setiap kali dia mengajak ngobrol sang ibu, ibunya lebih memilih memegangi HP. Begitu pun dengan sang ayah. Oleh karena itu, ketika ditanya, si anak memilih cita-cita menjadi HP agar selalu disayang, dibawa ke mana-mana, diperhatikan, dan ada di hati kedua orangtuanya.

Narasumber rekoleksi sesi pertama, Romo Heribertus Hartono, MSF mampu menggugah para pasutri untuk merenungi hakikat Sakramen Perkawinan mereka. Salah satu pertanyaan yang diajukan Romo Hartono adalah sentuhan apa yang layak dalam membangun relasi cinta?

Bagi Romo Hartono, media sosial menjadi sarana untuk membangun cinta dan memperkokoh budaya kebersamaan agak semakin kuat. Ia menggambarkan secara lugas dan jelas bagimana dampak media sosial. Hendaknya media sosial memberi dampak besar untuk saling meneguhkan satu satu lain dalam keluarga. “Media sebagai perantara relasi dalam keluarga. Dalam keluarga, teknologi mesinya dipandang sebagai sahabat dan berkat, bukan petaka,” katanya.

Dalam nada penuh sukacita, Romo Hartono menyambung dengan memberikan pertanyaan, “Apakah media sosial menjauhkan atau mendekatkan?” Pesannya singkat yaitu penggunaan media sosial hendaknya dilakukan secara bijaksana. “Kadang ketergantungan pada medsos menjadi sandungan. Marilah kita bijak menggunakannya,” pesan Romo Hartono.

Pasutri Djonni djenang-Lanny Fong sangat senang karena bisa mengikuti rekoleksi ini. “Tentu senang karena kami bisa mendapat inspirasi dalam menggunakan media sosial. Terima kasih atas rahmat istimewa ini,” kata pasutri dari Paroki Katedral Keuskupan Agung Makasar ini dengan tatapan bola mata berkaca-kaca.

Animasi dari pemberi rekoleksi begitu heboh sehingga suasana makin hidup dan suasana penuh persaudaraan sungguh terjalin kuat. (Romo Ino-Atambua/RBE).