Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 12 Juni 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 12 Juni 2020

02 Agustus 2021, Bacaan Injil 02 Agustus 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 02 Agustus 2021, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 02 Agustus 2021, Minggu Kerahiman Ilahi, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Minggu Pekan Biasa XVIII, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama: 1Raj 19:9a.11-16

Elia berdiri di atas gunung, di hadapan Tuhan.

Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Hai Elia, Keluarlah, dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat.

Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”
Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang.
Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 27:7-8a.8b-9abc.13-14 R:8b

Wajah-Mu kucari, ya Tuhan.

  • Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!”
  • Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku,janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
  • Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil Flp 2:15-16

Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Bacaan Injil Mat 5:27-32

Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar sabda, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka.

Telah disabdakan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah.
Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.’

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Dalam memberikan Kursus Persiapan Perkawainan (KPP) di suatu paroki, terjadi diskusi dan perdebatan pro kontra soal “perjanjian pisah harta” antara pasangan suami istri. Baik kelompok yang kontra maupun yang pro memberikan argumen masing-masing. Perdebatan itu berakhir dengan pernyataan penegasan pembicara. Dia menegaskan bahwa prinsip dasar sebuah perkawinan Katolik adalah kesepakatan. Kesepakatan untuk bersatu dan bersama-sama membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Bersama-sama siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi demi menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Jika sebelum pernikahan sudah ada kesepakatan untuk “perjanjian pisah harta”, maka lebih baik jangan menikah.

Salah satu topik yang menjadi perhatian Yesus ketika Ia memberikan pengajaran di bukit adalah hal panggilan hidup berkeluarga. Perikop ini mengangkat isu perzinahan, penyesatan, dan perceraian. Hendaknya seluruh anggota tubuh kita, digunakan untuk tujuan yang baik dan positif, bukan sebaliknya, yakni menyesatkan orang lain atau pun diri sendiri. Karena itu,  alangkah baik dan bijak tidak menciptakan sekecil apa pun cela dan peluang untuk “pisah” dalam hidup berkeluarga. Mari kita belajar untuk mawas diri, mengendalikan pancaindra kita untuk kebahagiaan kini dan kelak.

Tuhan Yesus Kristus, bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami tidak jatuh dalam situasi yang menyesatkan. Mampukanlah kami untuk  menggunakan pancaindra kami untuk kemuliaan nama-Mu dan keluhuran martabat kemanusiaan kami. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Pesan Paus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-54