Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 18 November 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 18 November 2021

18 November 2021, Bacaan Injil 18 November 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 18 November 2021, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 18 November 2021, Minggu Kerahiman Ilahi, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Minggu Pekan Biasa XXXIII, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi : expecthim.com

Bacaan Pertama: 1Mak 2:15-29

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anaknya berkumpul pula. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, “Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini, dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat.
Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem.
Kalau demikian, niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!”

Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, “Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi
perintah Sri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Sri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami.”

Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itupun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya.
Tindakannya untuk membela hukum Taurat itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas
terhadap Zimri bin Salom.

Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein, “Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!” Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 50:1-2.5-6.14-15 R:23b

Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

  • Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
  • “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
  • Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
    Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

Bait Pengantar Injil : Mzm 95:8ab

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil: Luk 19:41-44

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kita bisa belajar dari teladan keluarga Matatias. “Namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami” (1Mak. 2:20). Matatias adalah seorang yang benar di hadapan Allah. Ia adalah seorang yang setia kepada Allah dan memiliki ketetapan hati. Ia tahu tujuan dan arah hidupnya. Sering kali kita melihat dan mendengar suatu berita bahwa harga kesetiaan itu sangat mahal, misalnya hanya karena himpitan ekonomi, persoalan relasi dan jabatan atau demi nama baik seseorang lebih mudah untuk mengikuti tawaran atau terbawa arus, sekalipun harus mengorbankan keyakinannya. Seolah-olah mereka tidak memiliki keberanian untuk menjadi saksi kebenaran di tengah keluarga, tempat kerja atau masyarakat.

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan Yesus menangis bukan karena ditolak, dihina, dibenci, disiksa, disalibkan, melainkan karena sedang dielu-elukan ketika memasuki Kota Yerusalem. Yesus menangisi Kota Allah itu karena manusia di dalamnya tidak menyadari apa sesungguhnya yang mereka perlukan untuk kebaikan mereka. Tuhan telah datang melawat mereka, tetapi mereka tidak tahu dan tidak mau tahu, sehingga mengalami kebinasaan. Yesus menangisi kita karena kedosaan kita, tetapi Yesus juga sangat mengasihi kita karena itu Ia mengurbankan diri-Nya untuk membawa kita kembali kepada Bapa. Apakah kita bersedia dan berani membuka hati supaya kita mampu melihat dan mengalami penyertaan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup kita? Marilah kita memiliki ketetapan hati sehingga kita mampu setia dan bertahan dalam tuntunan-Nya.

Ya Allah, tolonglah kami dengan rahmat-Mu agar mampu dan berani hidup benar dalam tuntunan Roh Kudus-Mu. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XXXIII