Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 24 Juni 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 24 Juni 2021

25 Maret 2022, Bacaan Injil 25 Maret 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 25 Maret 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 25 Maret 2022, Minggu prapaskah III, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Yes 49:1-6

Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.”

Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia. Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.”

Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku, untuk  menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

.Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15 R:13b

Aku beryukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku.

  • Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri,
    Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
  • Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.
    Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
  • Jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Bacaan Kedua: Kis 13:22-26

Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes.

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Dia akan datang kemudian dari pada aku.
Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Bacaan Pengantar Injil: Luk 1:76

Engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.

Bacaan Injil: Luk 1:57-66.80

Namanya adalah Yohanes.

Pada waktu itu genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?”
Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kelahiran seorang bayi dalam sebuah rumah tangga adalah rahmat besar. Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada keluarga Zakharia maka layaklah mereka bersukacita (Luk. 1:58). Namun, rahmat yang besar itu sering juga menjadi tanda tanya bagi yang melihat dan merenungkannya. “Menjadi apakah anak  ini nanti?” (Luk. 1: 66). Ketakjuban dan kekhawatiran sering muncul bersamaan dalam diri seorang ketika mereka berhadapan dengan realitas atau peristiwa yang dijumpainya dalam hidup, namun mereka tak boleh lupa akan “tangan Tuhan yang senantiasa menyertai” (bdk. Luk. 1:66). Kenyataan itu dapat kita pelajari dari kisah hidup keluarga Zakharia atas kelahiran Yohanes Pembaptis. Tuhan bisa berbuat dalam hidup yang sepertinya “tanpa harapan” pasti.  Namun, Tuhan adalah baik dan pemurah (arti nama Yohanes dalam yunani: ioannes).

Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, mengungkapkan, Gereja adalah umat Allah yang berada di dunia, dalam peziarahan yang semestinya menjadi “sarana dan tanda” persatuan, jadi terang bagi bangsa-bangsa (bdk. LG 1). Jadi, kehadiran seorang beriman adalah menjadi tanda rahmat Allah. Yesus oleh Paulus dalam khotbahnya di Antiokhia diwartakan sebagai Juru Selamat yang telah dipersiapkan sejak semula dengan berbagai cara oleh Allah dalam sejarah keselamatan Israel (Kis. 13:26). Apakah kita mau dan berani menjadi tanda kehadiran Allah di tengah keluarga, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan masyarakat?

Tuhan, jadikanlah kami sebagai tanda kasih dan kemurahan hati-Mu yang tidak pernah sirna bagi sesama kami. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 23 Juni 2021