Home Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 16 Februari 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 16 Februari 2020

Dalam doa-Nya, Yesus memohon agar Allah Bapa menjaga murid-murid–Nya. Di sini, doa menunjukkan suatu relasi antara Allah dan manusia dalam Yesus Kristus. Kemudian, doa menjadi kekuatan bagi para rasul khususnya untuk menjalani hidup dan panggilan menjadi murid Kristus. Nah, doa Yesus bagi para murid-Nya mengandung makna yang mendalam. Ada harapan dalam apa yang dimohonkan. Yesus dan Bapa senantiasa memelihara, menjaga, dan melindungi dari yang jahat, dan akhirnya menguduskan para murid dalam kebenaran. Doa yang sama juga Yesus lakukan untuk kita di zaman ini. Ia tak henti-henti meminta kepada Bapa–Nya untuk menjaga dan memelihara kita. Lantas, apa isi-isi doa kita kepada Allah? Apakah kita juga mendoakan orang-orang yang diper­cayakan Tuhan kepada kita? Sejauh mana kita tekun dalam berdoa, baik pribadi maupun bersama? Mari kita menyatukan hati kita dengan hati Yesus yang senantiasa berdoa agar seluruh karya dan usaha kita benar-benar lahir dari persatuan dengan Dia. Ya Tuhan Allah, ajarlah kami berdoa seperti Engkau mendoakan umat-Mu. Curahkan­lah Roh Kudus-Mu, sehingga kami senantiasa berdoa dengan benar sesuai kehendak-Mu. Amin.

Bacaan Pertama Sir 15:15-20

Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik.

Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum,  dan berlaku setiapun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu, kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan.
Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya. Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapapun untuk berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 119:1-2.4-5.17-18.33-34 R:1b

Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.

  • Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
  • Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
  • Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.
    Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
  • Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu,  aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

Bacaan Kedua 1Kor 2:6-10

Sebelum dunia dijadikan, Tuhan Allah telah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita.

Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Semua itu telah menyatakan Allah kepada kita berkat Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil Mat 11:25

Aku Bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya Engkau nyatakan kepada orang sederhana.

Bacaan Injil Mat 5:17-37

Lain yang diajarkan nenek moyang, lain yang diajarkan Yesus.

Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, “Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.’ Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar
apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Kamu telah mendengar firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa,
daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan engkau,
penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu jika satu anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena zinah,
dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak.  Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Ketika mendidik para murid-Nya, Yesus mulai dengan apa yang menjadi kebiasaan mereka sebagai orang Yahudi. Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya atau menyempurnakan. Keutamaan hidup yang bertumbuh dari kedalaman hati untuk mewujudkan belas kasih bukan sekali jadi, melainkan bersumber pada apa yang dibiasakan terus-menerus yang akan menjadi habitus baru. Sebab ”keutamaan” yang tidak bersumber dari peraturan Allah akan gampang jatuh pada tindakan dan keputusan yang sangat subjektif. Mewujudkan keutamaan belas kasih yang sungguh muncul dan berkembang dari kedalaman hati pasti selalu bersumber dari sabda Allah.Sebab sabda Allah yang kita kunyah dan kita simpan dalam hati dan ketika dinyatakan dalam perbuatan itulah yang disebut kebijaksanaan ilahi.Yesus mengatakan bahwa itulah kesempurnaan Taurat ketika sabda menjadi sumber perbuatan.

Allah, mampukan kami mewujudkan perintah-Mu dalam hidup sehari-hari. Amin.

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Single For Christ: Menyerahkan Hidup Sepenuhnya Bagi Kristus