Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 31 Mei 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 31 Mei 2020

17 Juli 2021, Bacaan Injil 17 Juli 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 17 Juli 2021, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 17 Juli 2021, Minggu Kerahiman Ilahi, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 17 Juli 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Minggu Pekan Biasa XV, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: 21stcenturypress.com

Bacaan Pertama: Kis 2:1-11

Mereka penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara.

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat.
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka
untuk dikatakan.

Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 104:1ab.24ac.29c-30.31.34 R:30

Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi.

  • Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kauubat dengan kebijaksanaan.
  • Apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali, dan Engkau membaharui muka bumi.
  • Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya. Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.

Bacaan Kedua: 1Kor 12:3b-7.12-13

Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh.

Saudara-saudara, tidak ada seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Sebab kita semua, baik orang Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.

MADAH PENTAKOSTA

Datanglah Roh Ilahi
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.

Datanglah sumber kasih
pelipur hati sedih
pencipta tanpa pamrih.

Kuatkanlah yang lemah
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah

Sejukkanlah yang panas
giatkanlah yang malas
lembutkanlah yang ganas

O cahaya mulia
penuhilah segera
budi dan hati hamba.

Tanpa berkat restu-Mu
tiada sesuatu
dapat sungguh bermutu.

Yang kotor bersihkanlah
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah

Yang kaku haluskanlah
yang beku luluhkanlah
yang sesat pulangkanlah.

Kami umat-Mu ini
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci.

Kami mohon berkat-Mu
agar setia pada-Mu
dan bahagia selalu. Amin

Bacaan Injil Yoh 20:19-23

Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus.

Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.

Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi,
“Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus mengembusi mereka dan berkata,
“Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan

Yesus yang bangkit menampakkan diri pada para murid. Pada saat menampakkan diri, Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya. Pada saat itu para murid bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Artinya, Yesus dikenali dari luka-luka-Nya. Pengenalan akan Yesus seperti ini membuat kita harusnya bermenung bahwa dengan melihat luka-luka dan penderitaan sesama, kita sedang melihat Tuhan. Keberanian kita untuk menyentuh luka dan penderitaan merupakan bentuk kontak dengan Tuhan.

Saat ini, kita hidup di dunia yang terluka. Banyak manusia terluka; baik secara fisik maupun batin. Banyak orang yang dikhianati, dilecehkan, dibohongi, dll. Dan semua hal itu menciptakan luka. Luka itu menimbulkan banyak gejolak. Sehingga tidak heran jika sehari-hari kita sering menyaksikan banyak orang yang mudah tersinggung, selalu menaruh curiga pada orang lain, tidak percaya dengan kinerja orang lain, saling bertengkar, dst.

Kesadaran akan situasi ini seharusnya menjadi sebuah peluang bagi kita untuk mengalami Tuhan. Namun sayangnya, kita sering menjadi pribadi yang tidak betah dengan penderitaan, tidak kuat menahan luka. Banyak praktik kegelapan, budaya instan, kekerasan, yang terjadi sebagai tanda bahwa kita belum sanggup mengalami Tuhan. Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus kepada kita adalah sebuah modal dan kekuatan agar kita bisa terjun di tengah dunia yang terluka itu; mengalami Tuhan serentak menyadarkan orang tentang kehadiran Tuhan. Semoga kita selalu percaya dengan kekuatan daya Roh Kudus.

Ya Allah, melalui Roh Kudus Engkau memberikan kepada kami kekuatan untuk memasuki dunia yang terluka, untuk mengalami kehadiran-Mu serentak menyadarkan agar orang-orang dapat mengalami kasih-Mu. Kami mohon berilah kami keberanian untuk masuk dan membawa sukacita dan harapan di tengah-tengah dunia yang terluka ini. Amin.

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Pesan Paus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-54