Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 November 2019

28 Februari 2022, Bacaan Injil 28 Februari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 28 Februari 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 28 Februari 2022, Minggu Pekan Biasa VIII, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: holyspiritspeaksorg

Bacaan Pertama Rom 13:8-10

Saudara-saudara, Janganlah berhutang sesuatu kepada siapa pun, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Karena firman berikut ini: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini,
serta segala firman lain mana pun juga sudah tersimpul dalam firman ini: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Karena itu kasih itu kegenapan hukum Taurat.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 112:1-2.4-5.9 R:5a

Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.

  • Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
    Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati
  • Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
  • Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya,
    tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil 1Ptr 4:14

Berbahagialah kalian, jika dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Bacaan Injil Luk 14:25-33

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antaramu, yang mau membangun sebuah menara, tidak duduk membuat anggaran belanja dahulu, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, ‘Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya.’ Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain, tidak duduk mempertimbangkan dulu apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jika tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antaramu
yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Menjadi murid Tuhan itu memilki beberapa syarat. Syarat-syarat itu tampak dalam Injil har ini, yaitu harus mengutamakan Tuhan di atas segala-galanya, berani memikul salib, dan mengikuti Tuhan secara sungguh-sungguh. Syarat-syarat itu memang tidak mudah, apalagi di zaman sekarang, di mana orang lebih senang mencari hal-hal yang mudah dan menyenangkan hidup daripada hidup dalam kerumitan serta kesultan. Namun begitu suka tidak suka, senang tidak senang syarat itu harus kita upayakan karena itu perintah atau titah dari Tuhan sendiri.

Sebagai murid Tuhan kita diajak untuk selalu belajar lepas bebas, artinya jangan sampai kelekatan kita dengan jabatan, hobi, dan pekerjaan membuat kita jauh, apalagi lupa dengan Tuhan, tahan terhadap penderitaan dan kesulitan hidup, tegas dalam menghadapi berbagai macam godaan, dan setia menjalankan Firman Tuhan. Sabda Tuhan itu bukan pilihan, yang memberi kebebasan kepada kita untuk melakukan yang satu dan tidak melakukan perintah-Nya yang lain. Sabda Tuhan itu perintah yang harus dilaksanakan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, sesulit apa pun firman Tuhan itu.

Allah yang mahabijaksana, semoga aku mampu menjadi murid-Mu yang selalu setia bersama dengan Engkau sampai kapan pun juga. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu : Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik Selasa, 05 November 2019