Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 03 Agustus 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 03 Agustus 2019

04 Februari 2022, Bacaan Injil 04 Februari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 04 Februari 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 04 Februari 2022, Minggu Pekan Biasa IV, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama Im 25:1.8-17

Tuhan bersabda kepada Musa di gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 67:2-3.5.7-8;R:4

Hendaknya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah. Hendaknya semua bangsa bersyukur kepada-Mu.

  • Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
  • Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
  • Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil Mat 5:10

Berbahagialan yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Bacaan Injil Mat 14:1-12

Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah.Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Nabi adalah penyambung lidah Allah. Ia seorang pribadi yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan pesan dan sabda-Nya kepada manusia. Sebagai nabi, ia mewartakan kebenaran dan keadilan walau harus mengorbankan hidup dan nyawanya demi kebenaran ilahi. Bertindak sebagai nabi berarti pula berani mengkritisi ketimpangan-ketimpangan dalam hidup bersama, melawan kepalsuan dan praktik ketidakadilan, serta menyuarakan kebenaran (bdk. Mat. 14:3-5). Penginjil Matius mengetengahkan tindakan kenabian dalam ciri Yohanes Pembaptis dengan konsekuensi kemartiran yang amat tragis (bdk. Mat. 14:4-5, 10-11).

Suara dan tindakan kenabian sebagaimana ditunjukkan oleh Yohanes Pembaptis tetap aktual di tengah dunia dewasa ini. Beriman berarti percaya kepada Tuhan dan menghidupi ajaran-Nya. Sikap dan tindakan beriman dinyatakan dalam tugas dan tanggung jawab keseharian, terungkap dalam kebaikan, kepedulian, terhadap sesama, saling mengasihi dan bersama membangun hidup yang baik dan harmonis. Dalam hidup bersama, identitas dan penghayatan iman acapkali berbenturan dengan berbagai persoalan: keragaman, perbedaan ideologi, konflik kepentingan, klaim kebenaran diri maupun kelompok, dsb. Bersama Yesus, perjuangan dan pengorbanan akan selalu bermakna. Mampukah kita bersaksi tentang iman dan kasih Yesus dalam hidup sehari-hari?

Tuhan Yesus, semoga aku dikuatkan dalam iman akan Dikau dan berani untuk mewartakan imanku dalam sikap hidup dan tanggung jawab setiap hari. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia