Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 04 Januari 2022

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 04 Januari 2022

26 Februari 2024, Bacaan Injil 26 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 26 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 26 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi

Bacaan Pertama: 1Yoh 4:7-10

Saudara-saudaraku terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah,
sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 72:2.3-4ab.7-8 R:11

Segala bangsa di bumi, ya Tuhan sujud menyembah kepada-Mu.

  • Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja, dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
  • Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberikan keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu; kiranya ia menolong orang-orang miskin.
  • Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!
    Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!

Bait Pengantar Injil: Luk 4:18-19

Tuhan mengutus Aku menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Bacaan Injil: Mrk 6:34-44

Begitu banyak orang mengikuti Yesus. Ketika Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Ketika hari mulai malam, datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi, dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa dan kampung-kampung di sekitar ini.” Tetapi jawab Yesus, “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya, “Jadi, haruskah kami pergi membeli roti hanya dengan dua ratus dinar dan memberi mereka makan?” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya, mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.”

Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu supaya semuanya duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada para murid, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka semua. Dan mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti: dua belas bakul penuh, belum termasuk sisa-sisa ikan.
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Dua hal yang susah untuk didefinisikan adalah kasih dan Allah. Menurut bacaan pertama pada hari ini, Allah adalah kasih (1Yoh. 4:7-10). Tetapi kasih yang mana? Paling kurang ada lima tingkat atau dimensi cinta: seksual (cinta karena dorongan seks semata); eros (cinta monyet, cinta karena ketertarikan fisik); philia (cinta persahabatan); storge (cinta karena relasi kekeluargaan), dan agape cinta tanpa syarat. Prototipe cinta terakhir adalah cinta Yesus Kristus. Tentu keempat perspektif terdahulu menjadi positif dalam tempatnya yang benar dan tepat. Indikator kita mengenal Allah adalah cinta (bdk.1Yoh. 4:8). Ukuran kasih kita kepada sesama adalah kasih Allah  (bdk.1Yoh. 4:10).

Seperti apakah kasih Allah itu? Salah satunya, Allah mengutus Putra–Nya sendiri sebagai silih dan penebus bagi dosa-dosa kita. Ia tidak meminta kurban dari kita sebagai silih atas dosa-dosa kita. Selain penebus, Yesus Kristus adalah gembala dan roti hidup (Mrk. 6:34-44). Ia memperbanyak roti. Artinya, Ia adalah sumber kehidupan nyata yang hadir dalam makanan harian. Allah menerima kita yang datang kepada–Nya. Ia meminta dari kita sebesar yang kita miliki. Mungkin hal itu kecil: dua ekor ikan dan lima ketul roti (Mrk. 6:38). Tapi di tangan Allah, itu bisa menjadi banyak. Karena yang penting bukan jumlah barang fisiknya, melainkan kasih yang ada di baliknya. Kasih selalu memberi, membagi, dan dengan itu selalu bertambah banyak.

Tuhan, ajarlah kami kasih–Mu supaya kami ada dalam Dikau dan Engkau dalam kami. Semoga kami menjadi roti hidup bagi sesama. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasi: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 03 Januari 2022