Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 26 Oktober 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 26 Oktober 2021

06 Mei 2022, Bacaan Injil 06 Mei 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 06 Mei 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 06 Mei 2022, minggu palma, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: findshepherd

Bacaan Pertama: Rom 8:18-25

Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulian anak-anak Allah.

Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya mahluk-mahluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6 R:3a

Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.

  • Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
  • Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
  • Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
  • Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil: Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil: Luk 13:18-21

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.”

Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Tak terlihat namun nyata berbuah. Hari ini, kita mendengarkan bacaan tentang biji sesawi dan ragi. Biji sesawi dan ragi digunakan oleh Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Surga. Pertama-tama yang harus dicatat adalah mengapa Yesus selalu menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan Kerajaan Surga? Karena Kerajaan Surga itu adalah gambaran diri Allah sendiri. Jangan membayangkan Kerajaan Surga adalah sebuah istana atau tempat. Kerajaan Surga pertama-tama itu adalah Allah sendiri.Dalam tradisi Jawa, ketika kita berhadapan dengan raja, kita tidak akan menyebut nama raja itu. Hal itu sangat tidak sopan. Sama seperti dalam tradisi bangsa Israel. Menyebut nama YHWH, nama Allah secara langsung itu tidak pantas. Maka, dalam bahasa Jawa kita akan memanggil raja sebagai nan dalem,  yang berarti tempat tinggalmu. Jadi, tidak langsung menyebut nama sang raja, tetapi kita menyebut tempat tinggalnya. Oleh karena itulah, kita menggambarkan Allah dengan istilah Kerajaan Surga.

Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Surga seumpama biji sesawi dan ragi. Keduanya tampak kecil tidak terlihat dan masuk meresap ke dalam setiap sendi. Ragi  akan diaduk merata ke dalam adonan lalu adonan itu menjadi mekar sehingga bisa menghasilkan roti atau kue yang enak. Sama seperti biji sesawi juga, kecil tetapi ternyata setelah tumbuh lalu  menjadi tempat banyak burung di udara  bersarang pada cabang-cabangnya. Artinya apa? Allah masuk dalam kehidupan kita setiap saat di mana pun kita berada. Kadang kala nyaris tak terdengar, kadang kala nyaris kita sulit untuk merasakannya. Tetapi, yakinlah bahwa segala sesuatunya akan bertumbuh mekar menghasilkan buah yang baik.

Allah Yang Mahakasih, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 24 Oktober 2021