Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 01 Juni 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 01 Juni 2020

08 Desember, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Minggu Biasa XXXVI, Para Kudus, Para Kudus di Surga, rosario, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa, Santo Sabinus, Santo Nikolas dari Myra, Santo Osmundus , Santo Fransiskus Xaverius, Santa Bibiana, Santa Cecilia, Santa Felisitas dari Roma, Santa Flora dari Cordoba, teladan kita, umat katolik, yesus kristus

Bacaan Pertama:  Kej 3:9-15.20

Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.

Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman,
“Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar,
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN: Kis 1:12-14

“Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama.”

Setelah Yesus diangkat ke Surga dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas,
Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 87:1-2.3.5.6-7 R:3

Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

  • Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
  • Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, “Ini dilahirkan di sana.” Tetapi tentang Sion dikatakan: “Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,”
    dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
  • Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung: “Ini dilahirkan di sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, “Semua mendapatkan rumah di dalammu.”

Bait Pengantar Injil 

Berbahagialah engkau, Perawan Maria yang melahirkan Tuhan; dan diberkatilah engkau, Bunda Gereja, yang menyemangati kami dengan Roh Puteramu, Yesus Kristus.

Bacaan Injil Yoh 19:25-34

Inilah ibumu.

Waktu Yesus bergantung di salib, dekat salib itu berdiri ibu Yesus, dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu
murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Sesudah itu, karena bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Yesus — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci — “Aku haus!”

Di situ ada suatu wadah penuh anggur asam. Maka mereka mencelupkan bunga karang dalam anggur asam itu,
mencucukkannya pada sebatang hisop, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus, “Sudah selesai!” Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

Hari Yesus wafat adalah hari persiapan paskah. Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib, — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu
menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar.

Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan

Ibu siapakah yang tak akan pedih hatinya melihat anak semata wayang mati tak berdaya dengan cara yang kejam dan sadis. Bunda Maria menyaksikan dengan mata kepala sendiri perjalanan sengsara Yesus hingga meregang nyawa di atas salib. Bunda Maria juga sanggup membopong tubuh tak bernyawa Sang Putra kala diturunkan dari atas palang penghinaan itu. Siapa sangka Maria begitu kuat menghadapi semuanya itu. Mengapa? Karena Maria tahu rahasia penyelamatan Allah melalui Putranya itu. Betapa tidak Yesus dan Maria tak terpisahkan.

Memandang Yesus yang tergantung di atas Salib, Maria membayangkan juga bagaimana nasib para pengikut Kristus, yang akan dianiaya dan dikejar-kejar bahkan sampai dihukum mati demi mempertahankan iman akan Kristus Putra-Nya. Dari atas salib Yesus menilik hati sang Ibunda itu, lalu menyerahkan Bunda-Nya  menjadi Bunda semua murid-Nya, sebab Yesus tahu betul bahwasanya hanya Bunda Maria yang sanggup dan pantas memeluk erat para pengikut-Nya di dalam pangkuan keibuannya. Kita menyaksikan adegan penuh haru ini dalam bacaan hari in: “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!”. Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!”.

Pantaslah pada hari ini Gereja memperingati Maria sebagai Bunda Gereja. Kesatuan antara Kristus, Bunda Maria, dan Gereja tak terpisahkan sehingga Maria bukan saja menjadi Bunda Allah yang melahirkan “Allah yang menjadi manusia”, tetapi juga menjadi Bunda Gereja, Bunda umat beriman. Hati Bunda Maria selalu terbuka menerima keluh kesah kita untuk disampaikan kepada Kristus Putranya dan senantiasa menyertai kita dengan doa-doanya.

Ya Bunda Maria, bunda yang penuh kasih, doakanlah kami agar tetap setia menjadi pengikut Putramu Yesus Kristus, Tuhan Kami, Amin.

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Pesan Paus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-54