Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 04 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 04 November 2019

21 September 2021, Bacaan Injil 21 September 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 21 September 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 21 September 2021, minggu kerahiman ilahi, Minggu Pekan Biasa XXV, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Renungan Harian Katolik 21 September 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi : fidshepherd.com

Bacaan Pertama Rom 11:29-36

Saudara-saudara, Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Dahulu kalian tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang kalian mendapatkan kemurahan karena orang-orang Israel tidak taat. Demikian pun sekarang mereka tidak taat, supaya memperoleh kemurahan berkat kemurahan yang telah kalian peroleh. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan Allah sesuatu, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 69:30-31.33-34.36-37 R:14cd

Demi kasih setia-Nya yang besar jawablah aku, ya Tuhan.

  • Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!
    Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur;
  • Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
  • Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bait Pengantar Injil Yoh 8:31b-32

Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

Bacaan Injil Luk 14:12-14

Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu,
kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Carolus Borromeus yang kita peringati hari ini dikenal sebagai martir cinta kasih. Sebutan itu muncul karena semasa hidupnya, terlebih saat menjadi Kardinal muda di Milan, ia selalu memperhatikan dan peduli dengan orang-orang yang miskin. Ia membangun sekolah-sekolah dengan harapan anak-anak yang miskin itu dapat mengenyam pendidikan. Yesus dalam Injil hari ini mengajarkan kepada kita agar kita memberikan kasih yang tulus dan total kepada saudara-saudari kita yang berkekurangan, cacat, lumpuh, dan buta. Kasih yang tulus dan total itu tidak pernah mengharapkan balas jasa dari orang atau pihak yang kita kasihi.

Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih mudah mengasihi orang yang telah mengasihi kita. Namun jika hal itu yang kita lakukan maka kita tidak mempunyai nilai lebih sebagai anak Tuhan. Nilai lebih atau cirri khas kita sebagai anak Tuhan tampak ketika hati kita bergembira dan tanpa pamrih membantu anak-anak yang miskin untuk dapat sekolah, mengunjungi para orang tua yang hidup sendiri atau warga lingkungan yang sedang sakit, ikut membantu memperbaiki rumah tangga yang rusak. Kasih sejati itu selalu rindu untuk memberi tanpa ada keinginan untuk mendapatkan sesuatu.

Allah yang mahakasih, semoga Engkau berkenan menguatkanku untuk dapat menghidupi kasih yang tulus dan total dalam kehidupanku sehari-hari. Amin.

Sumber: Ziarah Rohani 2019, Obor Indonesia

Inspirasimu : Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Minggu, 03 November 2019