Beranda BERITA “Bebas memilih apakah akan bermigrasi atau tetap tinggal”

“Bebas memilih apakah akan bermigrasi atau tetap tinggal”

Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Komisi KKPPMP, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Penyejuk Iman, Pewartaan, Umat Katolik

“Bebas memilih apakah akan bermigrasi atau tetap tinggal”

Sebuah Refleksi Memperingati Hari Migran dan Pengungsi ke – 109,

Minggu, 24 September 2023

Setiap orang berhak menentukan kelanjutan dan kelangsungan hidupnya di tengah aneka tantangan dan persoalan hidup. Iapun bebas memilih berpindah tempat untuk bertahan hidup atau mencari kehidupan yang lebih baik. Pada umumnya inilah alasan banyak orang memilih menjadi migran atau pengungsi. Ada factor-faktor penghambat kehidupan yang sangat berdampak bagi kaum rentan yaitu Perempuan dan anak-anak. Karena itu zaman ini kita menyaksikan ada banyak orang yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai migan atau pengungsi.

Setiap pergerakan atau perpindahan tempat tinggal memerlukan bantuan orang lain, fasilitas dan perlindungan dari negara tujuan bagi yang bermigrasi ke luar negeri. Pemerintahan setempat diharapkan juga boleh menjamin dan memberi perlindungan bagi migran antar pulau, antar provinsi, antar kota bahkan antar desa.

Kitab Suci juga mengisahkan tentang Pengungsian Keluarga Kudus Nazaret, Yusuf yang membawa Maria dan Bayi Yesus ke Mesir. Mat. 2: 13-15 bercerita tentang penyingkiran ke Mesir “Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.  Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku”.  

Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Komisi KKPPMP, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Penyejuk Iman, Pewartaan, Umat Katolik
Doc: dokpri/ Penjemputan migran asal NTT di bandara El tari Kupang

Pengungsian Keluarga Kudus Nazaret ke Mesir menggenapi nas Kitab Suci untuk menyelamatkan Bayi Yesus, Sang Juru selamat dari ancaman Raja Herodes. Yusuf bisa saja memilih tetap tinggal di Betlehem. Tetapi ancaman besar ada di depan mata: Raja Herodes. Karena itu Yusuf memilih bermigrasi ke Mesir dan tinggal di sana sampai Yesus bertumbuh besar dan Raja Herodes meninggal. Sang juru selamat dunia tumbuh dan berkembang dalam asuhan Yusuf dan Maria sampai dewasa. Ia menjadi anak yang baik dan patuh pada ajaran orangtuanya.  Di sinilah tujuan migrasi bagi keluarga kudus Nazaret yaitu merasa aman, bebas, dan hidup tenang.

Bermigrasi dari desa ke kota bagi masyarakat saat ini adalah pilihan bagi mereka yang ingin mengubah kehidupan terutama secara ekonomi tanpa memperhitungkan bagaimana hidup di kota, dengan siapa, kerja apa dan tinggal di mana? Yang penting keluar dari desanya yang asri, sejuk dan memiliki akses ke hutan penuh pohon-pohon, pegunungan, dan perbukitan hijau. Namun keterbatasan pengetahuan dan keterampilan untuk bertani dan mengolah tanah menjadi salah satu faktor penyebab mengapa mereka bermigrasi ke kota dan keluar pulau bahkan ke luar negeri hanya untuk mencari kerja dengan gaji yang besar dan pekerjaan ringan.

Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Komisi KKPPMP, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Penyejuk Iman, Pewartaan, Umat Katolik
Doc: dokpri/ Kunjungan pengungsi Rohingya di salah satu camp di Bangladesh beberapa thn lalu.

Terdorong pemikiran seperti ini dan apalagi terpesona oleh cerita orang yang mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa, banyak orang akhirnya keluar dari desa. Pengaruh perubahan iklim yang ektrim juga membuat para petani di desa mengalami kesulitan untuk bercocok tanam. Dampak perubahan iklim yang cepat dan tidak dapat diprediksi membuat lahan pertanian tidak dapat digunakan dengan baik yang akihirnya gagal panen. Inilah awal munculnya masalah baru banyak migran di kota dan luar negeri yang sudah mendapatkan pekerjaan, tempat tinggal yang baik dan layak namun banyak juga migran yang kurang bernasib baik akhirnya menjadi kaum rentan menjadi objek tindakkan kriminal baik fisik maupun psikis bahkan sampai kehilangan hak untuk hidup (meninggal dunia) karena sakit atau terlantar. Ada juga yang menjadi objek bisnis yang tidak bermartabat (perdagangan manusia) bagi pihak bermodal. Karena situasi yang kepepet anak-anak perempuan menerima tawaran pekerjaan tersebut dengan bekerja di tempat hiburan, cafe, terapi dan banyak lagi tanpa memperhitungkan akibat dan resiko dari pekerjaan mereka. Kejadian seperti ini bukan hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Bagi yang ingin bekerja keluar daerah dan/atau luar negeri hendaklah pergi dan mencari pemerintah yang mengurus dengan prosedur yang benar sesuai peraturan pemerintah dan tidak pergi ikut orang tertentu apalagi orang yang tidak dikenal.  Pemerintah sudah menyediakan pelayanan bagi Masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sudah meluncurkan Portal Satu Data Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Anjungan Informasi Mandiri di Jakarta, Senin, 31 juli 2023.

Belum lagi kita melihat, mendengarkan berita di media sosial begitu banyak pengungsi akibat bencana alam maupun perang di dalam negeri dan luar negeri. Saudari-saudara kita mencari perlindungan agar dapat hidup dengan tenang. Indonesia salah satu negara tujuan pertama bagi migran dan pengungsi dari negara-negara yang mengalami krisis keamanan atau perang atau mengalami kriminalisasi. Namun para migran dan pengungsi belum ditangani dengan maksimal oleh yang bertanggungjawab terutama untuk menyalurkan para migran dan pengungsi ke negara tujuan ketiga untuk hidup dan bekerja lebih baik karena kendala-kendala yang dialami petugas.

Sebagai contoh Jerman dan Italia mengaku kewalahan mengatasi migrasi karena berada pada batas kapasitasnya diungkapkan oleh Presiden Jerman Frank – Walter Steinmeier 20 september 2023. Steinmeir mengaku bahwa Italia dan Jerman menerima beban berat yang harus ditanggung dan menyerukan distribusi yang adil atas beban migrasi di Eropa.

Saya mengutip pesan Paus Fransiskus untuk Hari Migran dan Pengungsi tahun 2023 “Sebab ketika Aku lapar, maka kamu memberi Aku makan, Aku haus, dan Kamu memberi Aku minum, Aku adalah orang asing, dan Kamu menyambut Aku, Aku telanjang, dan Kamu memberi Aku pakaian, Aku sakit, dan Kamu memelihara Aku, Aku dipenjarakan dan kamu mengunjungi Aku” (Mat 25:35-36).

Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Komisi KKPPMP, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Penyejuk Iman, Pewartaan, Umat Katolik
Doc: dokpri/ Kunjungan pekerja migran di shelter KBRI Kuala lumpur

Kata-kata ini merupakan peringatan terus-menerus untuk melihat dalam diri migran bukan hanya sekedar saudara atau saudari yang berada dalam kesulitan, namun juga Kristus sendiri, yang mengetuk pintu rumah kita. Oleh karena itu, meskipun kita berupaya untuk memastikan bahwa dalam setiap kasus migrasi merupakan buah dari keputusan yang bebas, kita dipanggil untuk menunjukkan rasa hormat yang maksimal terhadap martabat setiap migran; hal ini mencakup pendampingan dan pengelolaan gelombang migrasi sebaik mungkin, pembangunan jembatan dan bukan tembok, perluasan saluran untuk migrasi yang aman dan teratur. Di mana pun kita memutuskan untuk membangun masa depan, di negara kelahiran kita atau di tempat lain, yang terpenting adalah selalu ada komunitas yang siap menyambut, melindungi, memajukan dan mengintegrasikan semua orang, tanpa membeda-bedakan dan tanpa mengecualikan siapa pun”.

Sangat diharapkan umat bersinodal (berjalan bersama) dengan gereja melakukan aksi nyata dengan segala daya dan kemampuan yang ada. Umat merupakan basis dari gereja. Komisi-komisi dalam gereja berkolaborasi saling melengkapi satu sama lain agar pelayanan kemunusiaan demi keutuhan ciptaan dan kemerdekaananak-anak Allah dapat dialami oleh saudari-saudara kita migran dan pengungsi di manapun mereka yang dijumpai.

Salam berbelarasa.

Hari migran dan pengungsi internasional

Sr. Kristina Fransiska,CP