Beranda KOMSOS KWI PEKAN KOMSOS Eko Indrajit : Think before Click

Eko Indrajit : Think before Click

Prof. Richardus Eko Indrajit / Foto : Wisnu

BAIK buruknya media sosial yang menentukan adalah pribadi di belakang teknologi itu, bukan teknologinya. “Kalau orang itu baik, kebaikannya akan tersebar kemana-mana. Demikian juga kalau orang itu jahat, kejahatannya bisa jadi makin canggih,”ujar Prof. Richardus Eko Indrajit dalam seminar yang berlangsung di Aula STIKOM Yos Sudarso Purwokerto, Sabtu, (27/5/2017).

Menurut Eko, saat ini media sosial di zaman ini tak lagi hanya berfungsi sebagai perantara pesan. Tujuan komunikasi orang zaman sekarang tidak hanya untuk menyampaikan sesuatu kepada yang lainnya melainkan memengaruhi orang lain. “Tujuan ini menjadi sangat strategis apalagi bila dimanfaatkan untuk kampanye, menyebarkan keyakinan dengan tujuan akhir melakukan yang diinginkan,”tegas Eko.

Internet merupakan bentuk berkembangnya kemampuan manusia yang dianugerahkan Tuhan. Namun, banyak orang zaman sekarang harus belajar cara memilih yang ditonton, dibaca dan disebarkan. “Jika program, berita, gambar yang ditonton itu menghancurkan nilai-nilai lebih baik jauhi. Tapi kalau dari media ini Anda merasa lebih gembira, bahagia maka pakailah media sosial tersebut.”kata Guru Besar Ilmu Komputer dan Sistem Informasi ABFI Institut Perbanas, Jakarta ini melanjutkan.

Eko menjelaskan efek buruk yang bisa didapat bila kita mengunggah komentar, foto, video atau hal-hal buruk. Itu semua bisa menjadi bumerang buat kita sendiri. Karena sekali menaruh catatan di internet, itu akan disimpan abadi. Sulit sekali untuk menghapusnya.

Karena itu, kata Eko “Think before you click, forward, download atau upload. Kalau perlu pray before you click.” supaya ada yang disebar dilanjutkan ke orang lain, diunggah tidak memberi dampak buruk pada orang sekitar tapi memberi sesuatu yang baik.

“Menaruh tulisan, gambar atau hasil karya di internet sama dengan menaruh semua itu di sebuah billboard besar di simpang jalan raya. Anda tentu saja tidak ingin orang lain melihat keburukan terpampang di billboard melainkan kebaikan dan prestasi Anda.” ujar Eko