Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi ISKA Soroti Ancaman Disintegrasi Bangsa

ISKA Soroti Ancaman Disintegrasi Bangsa

MIRIFICA.News, Jakarta – Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia menyoroti beragam ancaman disintegrasi hidup berbangsa. Radikalisme dan meningkatnya kasus intoleransi disebut-sebut sebagai sebab utamanya.

Ketua Presidium ISKA Periode 2017- 2021, Hargo Mandirahardjo mengatakan hal itu pada acara Dies Natalis ISKA ke-59 dan Pengukuhan Presidium Pusat ISKA 2017-2021, Senin (29/5/2017) di Jakarta.

“Keutuhan hidup berbangsa benar-benar sedang terancam,” ujar Hargo.

Menurut Hargo, menguatnya radikalisme dan beragam kasus intoleransi di Indonesia itu disebabkan oleh pudarnya komitmen kebangsaan Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan NKRI sebagai wadah pemersatu bangsa tidak lagi diakui.

Selain itu, Hargo menambahkan, kemajemukan warga bangsa sebagai suatu keniscayaan tidak lagi diterima. Padahal di dalam Sumpah Pemuda,  para pemuda dari seluruh bangsa sudah  menyatakan tekadnya untuk hidup bersama dalam satu nusa, satu bangsa dan satu tanah air.

Terhadap berbagai ancaman disintegrasi bangsa itu, Hargo mengharapkan agar seluruh elemen pemuda harus terlibat aktif untuk menjaga dan merawat keutuhan bangsa.

“Para Sarjana Katolik Indonesia tentu saja diminta untuk ikut merawat komitmen kebangsaan, mengabdi untuk bangsaa dan gereja,”

Ia menegaskan kesadaran akan patrotisme hendaknya terus dipupuk. Semangat rela berkorban harus terus ditanamkan untuk merawat komitmen kebangsaan. “Mission ISKA  lahir dari semangat keberagaman, itu sudah sangat jelas.”

Dikukuhkan Lewat Ekaristi

Ekaristi Pengukuhan Presidium ISKA 2017-2021 di KWI/Foto: John Laba Wujon

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengukuhan Presidium ISKA Periode 2017-2021 dilaksanakan pada perayaan Ekaristi bersama yang dipersembahkan oleh Mgr. Ignatius Suharyo. Ikut mendampingi Ketua Presidium KWI ini, yakni Ketua Komisi Kerasulan Awam KWI, Mgr. Vincentius Sensi Potokota dan Sekretaris Komisi Kerasulan Awam, Romo Suprapto.

Prosesi pengukuhan presidium ISKa melalui ekaristi dan dihadiri pula ratusan anggota ISKA  menandakan ISKA bukanlah sebuah organisasi independen semata-mata.

“Dalam keyakinan iman Katolik, kehadiran ISKA adalah berkat karya Allah,” ujar Uskup Suharyo di awal perayaan ekaristi.

Selain itu, seremoni legitimasi formal Presidium ISKA melalui sebuah perayaan ekaristi juga menandakan inisiatif gerakan-gerakan awam yang melahirkan organisasi Katolik merupakan anak kandung dari Gereja.

Karena itu, menurut Ketua Komisi Kerawam KWI, Mgr. Vincentius, sudah tidak relevan lagi jika orang masih bertanya di mana bentuk dukungan Gereja terhadap organisasi Katolik semacam ISKA.

“Gereja sudah pasti hadir sebagai pengusung dan pendukung utamanya,” tandas Mgr. Vincentius.