Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi Islam Agama dengan Pertumbuhan Tercepat, Hasil Studi Pew Research Center

Islam Agama dengan Pertumbuhan Tercepat, Hasil Studi Pew Research Center

SONY DSC

Agama yang didirikan oleh Nabi Muhammad ini diprediksi akan melampaui Kristen pada tahun 2100.

MIRIFICA.NEWS, Jakarta – Kekristenan merupakan agama terbesar di dunia saat ini, tapi melihat trend yang terjadi sekarang  Islam akan melampaui Kristen pada akhir abad 21.

Berdasarkan  studi Pew Research Center  diketahui 2 faktor penyebab Islam menjadi agama dengan pertumbuhan tercepat saat ini, yakni wanita muslim memiliki lebih banyak anak, rata-rata dibandingkan dengan wanita dari penganut agama lainnya, dan penganut Islam lebih banyak orang mudanya jika dibandingkan dengan penganut agama lainnya.

Data yang dipublikasikan oleh Pew Research Center itu juga menyebutkan bahwa di seluruh dunia, setiap wanita muslim rata-rata  memiliki 3,1 anak, sedangkan  gabungan untuk semua kelompok agama lainnya adalah 2,3.”

Para penganut muslim juga yang termuda (rata-rata berusia 23 pada tahun 2010) dari semua kelompok agama besar, tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata penganut agama non-muslim. Kondisi ini tentu berdampak sebagian besar dari umat Islam sudah  berada dan akan segera mencapai titik dimana mereka akan memiliki anak. Hal ini dikombinasikan juga dengan tingginya tingkat kesuburan di kalangan generasi muda Muslim yang akan mendorong pertumbuhan umat Muslim.

Berdasarkan hasil studi tersebut, Pew memprediksi  pada pertengahan abad ke-21 pertumbuhan Islam di seluruh dunia sebesar 73 persen, terhitung sejak 2010. Sedangkan Kekristenan dalam periode yang sama diproyeksikan pertumbuhannya sebesar 35 persen.

Tingginya pertumbuhan Islam tersebut menimbulkan beragam persepsi, terutama di Eropa. Mengingat muslim di Eropa diproyeksikan mencapai 10 persen dari total penduduk Eropa pada tahun 2010. Di samping memberikan amunisi baru bagi kelompok-kelompok anti-Islam di Eropa dan kemungkinan “pengambilalihan muslim” dari Eropa melalui komentar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar saudara-suadaranya (muslim) di Eropa jangan hanya memiliki 3 anak tapi 5 anak . “Tempat di mana anda tinggal dan bekerja saat ini adalah tanah air baru anda, itu adalah saham anda. Ciptakan bisnis anda, sekolahkan anak-anak kalian di sekolah yang terbaik, bangun lingkungan keluarga yang lebih baik, jadilah pengemudi yang baik, dan tinggallah di rumah-rumah yang nyaman dan indah”, kata Erdogan.

Selain itu, serangan teroris baru-baru ini di luar gedung parlamen Inggris oleh seorang Muslim Brimingham, mengalihkan perhatian warga kota di Inggris Tengah itu dimana 20 persen penduduknya merupakan penganut Islam.

Dari Studi Pew diketahui pula bahwa sementara faktor migrasi tidak mempengaruhi pertumbuhan Islam  secara keseluruhan di dunia, tapi hal ini telah meningkatkan profil Islam di daerah-daerah tertentu. Eropa tentu bisa membuktikan itu, karena sebagian besar pendatang baru dan pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika Utara adalah Muslim.

Di Amerika Serikat, Islam diproyeksikan Pew akan mengalami pertumbuhan berlipat pada tahun 2050, dari sekitar 1 persen populasi saat ini menjadi 2,1 persen.  Salah satu bukti yang sempat menimbulkan kontroversi panjang adalah  didirikannya mesjid dan pusat studi Islam di Ground Zero di Manhattan. Meskipun hal itu telah dilupakan tapi tidak semua orang terbuka dengan kehadiran Islam di Amerika Serikat. Pada tahun 2016 lalu, sebagian umat Islam mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin mendirikan mesjid di Bernards Township, New Jersey. Beberapa organisasi Kristen telah menawarkan bantuan hukum dengan alasan kebebasan beragama untuk semua orang, bukan hanya orang-orang Kristen sekalipun anggota Gereja Baptist Southern  menolak keras rencana mendirikan mesjid.

Pertanyaan tentang bagaimana tingginya pertumbuhan penduduk Muslim dapat berintegrasi dengan penduduk Amerika Serikat, kata Pew, relevan untuk direnungkan oleh masyarakat Amerika Serikat untuk menghindari permasalahan yang sama sebagaimana kini dialami oleh Prancis. Fakta terasingnya warga muslim  di Prancis telah menimbulkan gejolak sosial seperti pembunuhan dan kerusuhan sosial.

Anouar Majid ,Penulis buku  Islam and America: Building a Future without Prejudice mengatakan pertanyaan tersebut layak untuk direnungkan karena Islam dan nilai-nilai abstrak Barat bertentangan. Menurutnya, dalam Islam, gagasan tentang sekularisme dan demokrasi merupakan sesuatu yang mengganggu. Juga muslim yang saleh berada jauh dari norma-norma kehidupan Barat dengan berbagai aspeknya. Mereka tidak menyukainya dan bahkan mengutuknya, setidaknya itu di dalam teori.

Direktur Center for Humaniora Global di University of New England dan Pendiri Tangier Forum Global di Maroko mengatakan ketika umat Islam ini datang ke dalam masyarakat tersebut, mereka mengalami semacam dislokasi, trauma, karena sekarang mereka dipaksa untuk bernegosiasi, mereka harus menyesuaikan diri dengan sistem yang, menurut pengkhotbah mereka, meniadakan sistem kepercayaan mereka, atau bentrokan dengan etika mereka. Semua jenis kekerasan terjadi, dan itu adalah masalah. Tantangannya adalah bagaimana Eropa menerima populasi yang telah dididik untuk percaya dengan cara hidup tertentu, dengan cara tertentu dari keberadaan, dan mengintegrasikannya ke dalam budaya Eropa melalui cara pandang yang berbeda.

Tingginya pertumbuhan Islam selain disebabkan oleh tingginya kelahiran, juga terdapat sejumlah besar konversi ke Islam.  Gabriel Said Reynolds, profesor studi Islam dan ilmu teologi di Universitas Notre Dame, menunjukkan dalam sebuah artikel  yang ditulisnya pada April 2016 dimana telah terjadi peningkatan jumlah konversi ke Islam.

“Ini adalah masalah serius yang harus menjadi perhatian Gereja Amerika Serikat”, tulis Reynolds dalam jurnal  Church Life. “Berdasarkan studi Pew (2007) diketahui sebanyak 23 persen muslim Amerika mengidentifikasi  diri mereka sebagai mualaf baru. Sekitar 759.000 orang Amerika masuk Islam, sebagian besar merupakan konversi warga Afrika-Amerika termasuk warga kulit putih dan keturuan Latin. Dari jumlah tersebut 67 persen berasal dari Protestan dan 10 persen dari Katolik.

Reynolds menulis:

Sementara beberapa orang Kristen masuk Islam karena menikah sesuai dengan hukum Islam, muslim memiliki semangat yang luar biasa untuk berdakwah. Kebanyakan mesjid di Amerika Serikat menerima secara teratur para pengunjung dan menyediakan berbagai literatur untuk pengunjung Kristen. Di Internet terdapat situs-situs Islam yang menyampaikan pesan damai, keadilan sosial, Hak-Hak Perempuan, termasuk penyebaran video aktivis dakwah terkenal saat ini seperti Ahmed Deedat atau Zakir Naik dari India. Juga beberapa video perdebatan antara orang-orang Islam dan Kristen. Di banyak kampus di Amerika, Asosiasi Pelajar Muslim berkumpul pada “Pekan Kesadaran Muslim”  dimana mereka melakukan dakwah untuk menentang Islamophobia.

Fakta itu membuat Russel Shaw, penulis buku American Church: The Remarkable Rise, Meteoric Fall, and Uncertain Future of Catholicism in America mengatakan studi Pew merupakan “teguran nyata untuk orang-orang Kristen.”

“Yesus mengatakan kepada kita untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Setelah 2000 tahun, orang Kristen hampir tidak merespon pesan Yesus dan dalam setengah abad terakhir, yaitu, sejak Konsili Vatikan II, tampaknya misionaris Katolik telah keluar dari semangat Injil”, kata Shaw.

 

Diolah dari berbagai Sumber

Kredit Foto:  Sebuah Pusat Studi Islam di Amerika/churchlife.nd.edu