Beranda Jendela Alkitab Harian Jangan Membuat Saudara Kita, Yesus Kristus Menangis! (Siraman Rohani: Kamis, 17/11/2016)

Jangan Membuat Saudara Kita, Yesus Kristus Menangis! (Siraman Rohani: Kamis, 17/11/2016)

Saudara-saudari…

HARI ini kita merayakan pesta peringatan Santa Elizabeth dari Hungaria. Elizabeth adalah anak dari Raja Hungaria, pasangan Andreas II dan Getrude. Elizabeth kawin dengan Pangeran Ludwig dariTuringia. Sewaktu suaminya meninggal ia menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan sangat aktip melayani orang miskin dengan kekayaannya. Elizabeth tetap hidup sederhana, tidak seperti penghuni istana lainnya yang serba mewah. Ia bahkan sangat sosial dan menunjukkan perhatian dan cinta kasih yang besar kepada fakir miskin itu. Hal itu tidak disukai oleh kaum keluarganya, mereka menuduh Elizabeth memboroskan harta suaminya. Suatu hari, ia dipergoki suaminya ketika sedang keluar membawa sebuah keranjang berisi roti. “Apa yang kau bawa itu?”tanya suaminya dengan suara agak keras. Elizabeth agak takut tetapi dengan serta merta ia menjawab: “Bunga mawar,Mas!” Suaminya tidak percaya dan segera menggeledak bungkusan di dalam keranjang itu. Dan ternyata benar: Keranjang itu berisi bunga-bunga mawar yang masih segar. Sejak itu, Ludwig semakin menyayangi Elizabeth dan hidup rukun dengannya.

Mudah-mudahan sikap dan kesaksian hidup Elizabeth yang begitu murah hati, sederhana dan berbelaskasihan kepada orang miskin juga turut mempengaruhi hidup kita. Walaupun ia tidak disenangi oleh penghuni istana karena selalu melayani orang miskin, Elizabeth tetap meneruskan perbuatannya. Itulah talenta yang diberikanTuhan kepadanya, tekun dan setia melayani orang miskin walaupun selalu ditantang.

Saudara-saudari…

Hari ini kita mendengar lewat Injil bahwa Yesus Kristus menangisi Yerusalem, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu. Mereka akan membinasakan engkau.” Lewat ungkapan perasaan-Nya ini kita bisa rasakan kepedihan hati Yesus. Dia, yang adalah Mesias, Raja Damai tidak dikenal oleh penduduk Yerusalem. Segala usahaNya untuk memenangkan hati mereka tidak berhasil. Ia sudah tunjukkan kebaikan kepada mereka, tetapi yang diterimanya hanyalah keburukan; Ia sudah merangkul orang berdosa agar yang lain pun turut bertobat, tetapi yang dialamiNya hanyalah ketegaran hati dan kesombongan; Ia sudah menghidupkan orang mati agar orang lain pun percaya bahwa Ia adalah penguasa kehidupan dan bisa memberi hidup, tetapi yang dialaminya hanyalah kematian iman. Yesus sungguh merasa sedih. Ia selalu ditolak oleh pemuka-pemuka agama Yahudi. Kesombongan tingkah laku mereka sudah menjerat diri mereka sendiri. Dan mereka harus menerima segala konsekwensinya. Pikiran dan hati mereka sudah tertutup dan tidak bisa menerima perdamaian dan tawaran ilahi. Yesus Kristus gugurkan air mata-Nya sebagai ungkapan rasa pedih karena ditolak.

Pernahkah saudara/i alami bagaimana rasanya kalau anda ditolak oleh sesama walaupun anda sudah melakukan banyak kebaikan?  Kalau anda pernah mengalaminya, maka anda pun sudah bisa membayangkan kepedihan hati Yesus.

Santa Elizabeth yang kita rayakan pestanya hari ini sudah alami hal yang sama. Ia ditolak oleh sesamanya yang ada di dalam istana. Ia sudah berbuat begitu banyak kebaikan untuk orang miskin, tetapi orang lain selalu menganggapnya menghambur-hamburkan harta.

Marilah saudara-saudari…,

Sebagai pengikut Kristus, janganlah membuat Saudara kita, Yesus Kristus menangis. Ia sudah terlalu banyak memikul dosa kita. Sebaliknya, ikutilah semangat hidup Santa Elizabeth, saudari kita, promosikan kesetiaan dan ketekunan dalam menjalankan tugas dan ajaran Kristus. Kita berdoa semoga Tuhan selalu sadarkan kita, bahwa kebaikan tingkah laku kita akan mendatangkan kebahagiaan bagi-Nya, sebaliknya keburukan kita akan mendatangkan kesedihan dan tangisan bagi-Nya.

Kita meminta Santa Elizabeth dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita.

Kredit Foto: Our Daily Bread