Beranda OPINI Jauh dari Kerabat

Jauh dari Kerabat

“Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.” (Dan 9, 7)

PADA tahun terakhir, para seminaris harus menentukan pilihan, kemana mereka akan melanjutkan perjalanan hidup panggilannya. Saya pernah tertarik menjadi seorang anggota religius dari sebuah tarekat. Calon-calon anggota tarekat ini harus menjalani masa formasi di luar negeri dan karya-karyanya banyak dilakukan di luar Jawa.

Saya menyampaikan niat tersebut kepada orang tua. Saya menjelaskan apa artinya menjadi imam dari sebuah tarekat religius dan dimana saja pendidikan dan karyanya. Setelah mendengarkan penjelasan saya, mereka berkata, “Kalau mau jadi imam ya jangan jauh-jauh. Cari aja tempat yang dekat!”

Kenyataan di desa menunjukkan bahwa banyak orang tua hidup terpisah dari anak-anaknya. Sedikit sekali orang-orang muda yang tetap bertahan di desa dan hidup dekat dengan orang tua. Anak-anak muda banyak yang belajar di kota. Setelah lulus, mereka juga mencari pekerjaan di berbagai kota. Akhirnya mereka membangun sebuah keluarga dan juga tinggal di sana, jauh dari orang tua.

Saat ini juga banyak orang yang mobilitasnya tinggi, karena tugas atau pekerjaan yang harus mereka lakukan. Ada saatnya mereka bisa dekat dengan anggota keluarga; namun ada saatnya juga mereka hidup berjauhan. Jauh dan dekat menunjuk pada tempat, dimana seseorang dijauhkan dari orang lain; orang tua jauh dari anak; suami jauh dari isteri.

Lokasi memang berbeda, tempat tinggal memang berjauhan. Namun komunikasi di antara mereka masih tetap berjalan baik dan relasi di antara mereka masih bisa tetap hangat karena tersedianya berbagai alat komunikasi yang canggih.

Yang semakin memprihatinkan adalah banyaknya orang yang tinggal berdekatan dalam satu rumah atau komunitas, tetapi komunikasi mampet dan relasinya dingin, karena masing-masing sibuk dengan gadgetnya. Mereka hangat dengan orang yang jauh, tetapi tidak peduli dengan orang yang dekat.

Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi