Home GEREJA KITA SEPUTAR VATIKAN Manusia Pilihan Dari Dunia Lain (1)

Manusia Pilihan Dari Dunia Lain (1)

Pada Minggu Pentakosta, 20 Mei 2018, Paus Fransiskus secara mengejutkan mengumumkan 14 nama yang akan diangkat sebagai Kardinal pada konsistori berikutnya, yaitu pada 29 Juni mendatang. Ke-14 Kardinal tersebut terdiri dari 11 orang kardinal elektoral (belum berusia 80 tahun, memiliki hak memilih/dipilih saat konklaf) dan 3 orang kardinal non-elektoral (berusia lebih dari 80 tahun).

Mereka adalah orang-orang pilihan dalam kelompok “gelombang ke-5” para Pangeran Gereja yang diangkat pada masa pontifikat Paus Fransiskus, yang sebelum dipilih menduduki takhta Santo Petrus, 13 Maret 2013, adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Fransiskus dipandang sebagai Paus yang berasal dari “dunia lain’ karena mayoritas para Paus sebelumnya adalah orang Eropa, terutama orang Italia.

Tidak mengherankan kalau sikapnya sebagai gembala Umat Katolik seluruh dunia ini juga lebih memberi perhatian khusus untuk gereja-gereja di kawasan luar Eropa, yang dikenal juga sebagai kawasan “dunia lain”, seperti Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia-Oceania. Sebenarnya, sikap seperti ini sudah dimulai oleh mendiang Santo Yohanes Paulus II, Paus asal Polandia, Eropa Timur, yang mulai menyapa umat-umat di luar Eropa, mengunjungi mereka yang ada di “ujung-ujung dunia”, bahkan memberi gelar kekudusan bagi para pahlawan iman yang kesucian hidupnya mungkin hanya terdengar sayup-sayup di kejauhan “dunia lain” itu.

Dalam konsistori kali ini akan ada 4 kardinal dari negara-negara di mana Katolik menjadi minoritas, yaitu Louis Raphael I Sako (69, Patriakh Babilonia dari Gereja Kaldea di Irak), Joseph Coutts (72, Uskup Agung Karachi, Pakistan), Desiré Tsarahazana (63, Uskup Agung Toamasina,  Madagaskar), dan Thomas Aquinas Manyo Maeda (69, Uskup Agung Osaka, Jepang).

Satu hal menarik, Paus Fransiskus juga mengangkat Mgr. Konrad Krajewski, seorang Uskup Agung Non Residensi berusia 54 tahun, yang selama ini memimpin lembaga amal kepausan. Namanya kita kenal melalui Papal Blessing yang dipajang di banyak dinding rumah orang Katolik. Uskup asal Polandia ini pula, atas nama Paus Fransiskus, membagi-bagikan selimut dan baju hangat di malam hari yang dingin untuk para tunawisma di sekitar kota Roma. Terpilihnya Uskup Agung Krajewski memperlihatkan keinginan Paus Fransiskus agar Gereja Katolik memberi perhatian lebih kepada mereka yang kecil, miskin, dan terpinggirkan.

Kardinal terpilih lainnya adalah Luis Ladaria SJ (74, Prefek Kongregasi Ajaran Iman), Giovanni Angelo Becciu (69, Diplomat Vatikan), Angelo De Donatis (64, Vikjen Roma), Antonio dos Santos Marto (71, Uskup Leiria, Fatima, Portugal), Pedro Barreto SJ (74, Uskup Agung Huancayo, Peru), Giuseppe Petrocchi (69, Uskup Agung L’Aquila, Italia). Dan terakhir, ada 3 kardinal non elektoral, yaitu Sergio Obeso Rivera (89, Uskup Agung Emeritus Xalapa, Mexico), Aquilino Bocos Merino CMF (80, Imam asal Spanyol), dan Toribio Ticona Porco (81, Uskup Emeritus  Corocoro, Bolivia)

Berikut ini mari kita lihat informasi menarik dari beberapa cardinal terpilih tersebut, yang situasinya agak berbeda. Siapa tahu kisah mereka bisa menginspirasi kita semua.

Uskup Agung Thomas Aquinas Manyo Maeda

Uskup Agung Thomas Aquinas Manyo Maeda lahir 3 Maret 1949 di Tsuwasaki, Kami-Goto, Prefektur Nagasaki. Ditahbiskan menjadi imam pada 19 Maret 1975. Paus Benediktus XVI mengangkatnya menjadi Uskup Hiroshima pada 13 Juni 2011. Konsekrasi Uskup diterimanya pada 23 September 2011 di Gereja Katedral Maria Assumpta, Hiroshima, dari tangan Mgr. Joseph Atsumi Misue (Uskup Emeritus Hiroshima) sebagai Konsekrator Utama, didampingi oleh Mgr. Leo Jun Ikenaga SJ (Uskup Osaka) dan Mgr. Joseph Mitsuaki Takami PSS (Uskup Nagasaki) sebagai Ko-Konsekrator. Takhta Suci memindahkannya menjadi Uskup Agung Osaka pada 20 Agustus 2014.

Keuskupan Hiroshima didirikan pada 4 Mei 1923 sebagai Vikariat Apostolik yang lepas dari Keuskupan Osaka sebagai induknya. Kemudian pada 30 Juni 1959 ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Hiroshima. Menurut statistik gereja Katolik 2016, umatnya ada 20.672 jiwa yang dilayani oleh 56 imam (18 praja, 38 religius) yang tersebar di 47 paroki. Keuskupan Hiroshima sejak 28 Juni 2016 digembalakan oleh Mgr. Alexis Mitsuru Shirahama PSS.

Keuskupan Agung Osaka bercikal bakal pada Vikariat Apostolik Jepang Pusat yang didirikan pada 20 Maret 1888 setelah dilepaskan dari induknya, Vikariat Apostolik Jepang Selatan. Pada 15 Juni 1891 ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Osaka. Kemudian kehilangan beberapa wilayahnya akibat pemekaran yang melahirkan tiga keuskupan baru, yaitu Shikoku (1904), Hiroshima (1923), dan Kyoto (1937). Takhta Suci meningkatkan statusnya menjadi Keuskupan Agung Osaka pada 24 Juni 1969. Statistik sensus 2016 mencatat ada 51.236 jiwa umat Katolik di sana, yang dilayani oleh 158 imam (47 praja, 111 religius), tersebar di 81 paroki. Sejak 20 Agustus 2014 Keuskupan Agung Osaka digembalakan oleh Mgr. Thomas Aquinas Manyo Maeda, yang diangkat menjadi Kardinal dalam Konsistori 29 Juni 2018 mendatang.

Penulis: Agustinus Surianto Himawan

Kredit Foto: http://www.cdt.ch/mondo/