Beranda Jendela Alkitab Harian Menyadari Kehadiran Tuhan (Siraman Rohani 10/12/2016)

Menyadari Kehadiran Tuhan (Siraman Rohani 10/12/2016)

Mengalami Kehadiran Tuhan (Matius 17: 10-13)

 Saudara-saudari….

PADA suatu sore di tahun 1985, seorang tamu datang mengunjungi Seminari Tinggi Ledalero di Maumere Flores. Tamu ini mau bertemu Pastor Alex Ganggu SVD. Dari kejauhan sang Tamu melihat seorang bapa lagi mengurus persemaian di bawah pohon Mangga. Sang Tamu langsung mendekati dia. Dengan sopan ia menyapa Bapa yang lagi sibuk bekerja: “Bapa, selamat sore!” “Selamat sore!” jawab si Bapa. “Apa kabar?” Tanya si Bapa. “Saya baik-baik Bapa. Bapa, saya mau bertemu Pastor Alex Ganggu SVD, apakah dia ada?”  Tanya sang Tamu. “Oh…Pastor Alex ada. Ok. Kita ke kamarnya.” Jawab si Bapa. Dengan senang hati sang tamu mengikuti langkah kaki sang Bapa. Setiba di depan kamar Pastor Alex, sang Bapa keluarkan sandal kotornya di depan kamar, dan mengajak sang Tamu untuk tunggu sebentar di luar kamar. Si Bapa masuk kamar. Sesudah beberapa menit sang Bapa, dengan berpakaian rapih, membuka kamar dan mempersilahkan sang Tamu masuk. Si Bapa perkenalkan diri kepada sang Tamu: “Saya Pastor Alex, apa yang bisa saya bantu?” Sang Tamu tersipu-sipu dan memohon maaf karena dia berpikir bahwa si Bapa adalah seorang tukang kebun. Jadi ada perbedaan konsep.

Saudara-saaudari…

Betapa sering pengalaman yang dialami oleh sang Tamu ini juga kita alami. Pengalaman ini bukan saja terjadi di zaman kita tetapi sudah dan selalu terjadi dari zaman ke zaman.

Hari ini Yesus mengingatkan para muridNya, bahwa Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia. Demikian pun dengan diriNya sendiri. Ia sudah datang dan hadir di tengah bangsa Yahudi, tetapi mereka tidak mengenalNya.

Pertanyaan kita: Mengapa mereka tidak mengenalNya? Jawabannya karena mereka sudah punya konsep tersendiri tentang Mesias, tentang Kristus. Bagi mereka, Mesias adalah Utusan Allah, yang datang dengan segala kemegahanNya, dengan segala kekuasaanNya memimpin bangsa Israel mengusir penjajah Romawi keluar dari wilayah mereka. Mereka mengharapkan bahwa Mesias datang merombak situasi sosial dan politik ke arah yang lebih baik. Tetapi kenyataannya samasekali lain. Yesus tampil dengan segala kesederhanaanNya. Ia lahir di tengah keluarga yang sangat sederhana; bergaul dengan orang sederhana, makan minum dengan orang berdosa. Penampilan Yesus ini sungguh bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh orang Yahudi. Perbedaan konsep inilah yang mengelabui hati dan pikiran orang Israel. Mereka pun tetap mempertahankan konsep pemikiran, bahwa Mesias akan datang dalam kemegahannya dan akan merombak situasi sosial dan politik orang Yahudi.

Lewat Kitab Suci, kita juga sudah mendengar bahwa Yesus sudah berulang kali memperkenalkan diriNya, bahwa Dia-lah Mesias, tetapi hati dan pikiran mereka tetap tertutup dan tidak terbuka menerima kenyataan yang terjadi dalam diri Yesus.  Dia sudah mengadakan begitu banyak mujizat tetapi semua mujizat yang terjadi tidak menggerakkan hati dan pikiran mereka untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Mesias.  Sewaktu Yesus memperkenalkan diri sebagai Anak Allah, mereka manfaatkan pernyataan Yesus itu sebagai pegangan untuk menghukum Dia, bahwa Dia menghojat Allah. Sewaktu Yesus mengampuni orang berdosa, dengan kasar mereka perlakukan Dia dan berkata kepadaNya: “Hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa.” Semua perbuatan baik Yesus selalu dianggap buruk, sampai pada akhirnya mereka menghukum dan menyalibkan Dia di kayu salib. Hati dan pikiran mereka tetap tertutup akan Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga punya sikap seperti ini, bahwa kita sangat kuat berpegang pada konsep kita sendiri dan tidak terbuka menerima perubahan?

Marilah saudara-saudari… Masa Advent adalah kesempatan berharga bagi kita untuk mengasah hati dan pikiran kita agar lebih terbuka bagi rahmat kasih Allah. Semoga di masa Advent ini mata hati dan pikiran kita lebih sensitip merasakan kehadiran Tuhan di tengah masyarakat dan lingkungan kita. Karena Tuhan sendiri sudah berjanji, bahwa Ia selalu menyertai kita sampai pada akhir zaman.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membantu kita agar kita tetap merasa sensitip akan kehadiran-Nya di tengah kita, kapan dan di mana saja kita berada.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita selalu. Amen!

Kredit Foto: Papaboys