Beranda BERITA Monsinyur Kornelius Sipayung : Perkataan Jelek Datang dari Hati yang Jelek

Monsinyur Kornelius Sipayung : Perkataan Jelek Datang dari Hati yang Jelek

Ketua Komisi Komunikasi Sosial Mgr Kornelius Sipayung OFMCap saat memberi homili dalam Perayaan Hari Komunikasi Sosial Nasional ke-10 di Paroki Sasi, Kefamenanu, Keuskupan Atambua, Minggu, 21 Mei 2023. Foto : Screenshot Youtube

Dari hati yang jelek muncul perkataan jelek. Ada beragam kondisi hati yang hidup dalam manusia. Ada hati yang busuk, kotor, bengkok, dan bercabang. Maka, berbicara dari hati, seperti pesan Paus adalah bicara berdasar kebenaran dalam kasih.

Demikian disampaikan Ketua Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) Monsinyur Kornelius Sipayung OFMCap dalam homilinya pada perayaan Hari Komunikasi Sosial sedunia ke-57 di Gereja Santo Antonius Padua, Paroki Sasi, Kefamenanu, Keuskupan Atambua, Minggu (21/05/2023).

Baik atau tidak sebuah pohon, kata Uskup Agung Medan ini, dilihat dari buahnya. Maka, demikian juga manusia. Baik atau tidaknya diri kita sebagai manusia juga dilihat dari apa yang kita ekspresikan, lewat pekerjaan dan terutama lewat perkataan. Isi terdalam kita, kata Uskup terlihat dari apa yang kita katakan. Berkualitas atau tidaknya manusia bisa didengar dari apa yang dikatakan.

“Sejauh mana dalamnya spiritualitas Anda, sejauh mana dalamnya kedekatan Anda dengan Tuhan dilihat dari kata-kata yang keluar dari mulut Anda,”ujar Uskup Kornel menegaskan.

Karena itu, Uskup mengajak umat Katolik untuk meneladan Santo Fransiskus de Sales, pelindung para komunikator. Uskup Jenewa, Swiss yang hidup antara tahun 1567-1622 ini pernah berkata,”Berdoalah sejenak sebelum mengatakan apa pun.”

Lalu Uskup memberi contoh beberapa tokoh bagaimana mengungkapkan doa permohonan kepada Tuhan. Bunda Maria berdoa demikian,”Jadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Atau Santo Fransiskus Asisi ,”Apa yang Engkau kehendaki Tuhan untuk kulakukan?” Dan doa yang diungkapkan Tuhan Yesus sendiri di Taman Getsemani berbunyi demikian,”Jadilah kehendak-Mu Bapa.” Karena itu, kata Uskup, doa permohonan yang benar adalah doa yang membiarkan kehendak Tuhanlah yang terjadi.

Maka, sebelum bicara, kata Uskup, berkomunikasilah dengan Tuhan seperti ini,”Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki untuk kukatakan pada seseorang?” Dan kita bisa menerima jawaban dari Tuhan berdasar kriteria ini, apakah yang hendak kita sampaikan baik dan berguna bagi orang lain serta mengobarkan hati banyak orang untuk mengasihi? Kalau Tuhan menjawab ya, maka harus kita sampaikan.

“Tahun ini kita diajak untuk berbicara dari hati menurut kebenaran dalam kasih. Semoga Allah senantiasa membimbing, menuntun kita agar dari hari ke hari boleh bicara dari hati menurut kebenaran dalam kasih yang membuat banyak hati berkobar-kobar mengekspresikan kasih lewat hidup dan perkataan, amin,”ujar Uskup menutup homilinya.

Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia diselenggarakan secara nasional dengan titel Perayaan Hari Komunikasi Nasional (PKSN) di Keuskupan Atambua, Nusa Tenggara Timur. Ini yang ke-10 kalinya dan diselenggarakan setelah tiga tahun ditunda akibat Pandemi Covid-19. “Bicara dengan Hati” yang menjadi tagline diambil dari judul pesan Paus Fransiskus. Sekitar 50-an lebih utusan dari Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan di seluruh Indonesia menghadiri kegiatan yang dipusatkan di Biara Soverdi SVD, Kota Kefamenanu dari 17 hingga 22 Mei 2023.