Beranda Jendela Alkitab Harian Oase Kehidupan, Kamis: 24 Desember 2015| Malam Natal| Yes 62:1-5|Mz 89:4-5, 16-17,...

Oase Kehidupan, Kamis: 24 Desember 2015| Malam Natal| Yes 62:1-5|Mz 89:4-5, 16-17, 27,29| Kis 13:16-17,22-25|Mat 1:1-25|

Suka duka hidup berkeluarga, liturgikas.com

Tulus Hati Menghadirkan Sukacita Injil

TIDAK GAMPANG mengatakan keluarga katolik Sukacita Injil. Kita menemukan di tengah keluarga ada lebih banyak dukacita daripada sukacita. Tanya kepada para ibu yang suaminya malam-malam lebih banyak ada di luar rumah untuk judi dan lain-lain. Tanya kepada para ibu yang tidak pernah menjadi bendahara keluarga. Tanya kepada para ibu yang suaminya merantau dan tidak pernah ada kabar berita. Tanya kepada para suami yang sakit dan istrinya tidak peduli atau pura-pura melayani saat keluarga lain datang menjenguk. Tanya kepada para istri atau suami yang menderita karena pasangannya mengkhianati hidup perkawinan mereka. Tanya kepada orangtua yang anaknya terlibat dalam perilaku mabuk-mabukan, judi dan tidak mau belajar atau bekerja menyiapkan hari depan. Tanya Kepada para lansia yang sakit sementara anak-anaknya jarang mengunjungi mereka. Di hari kelahiran Tuhan, kita menemukan sebuah keluarga kudus sukacita Injil. Yosep yang tulus hati. Tulus hati itu penting terlebih ketika kita harus menghadapi hal-hal yang tidak dapat kita mengerti dengan akal sehat. Selain Yosep, Maria istrinya juga tulus hati dan penuh iman. Maria menyimpan semua perkara dalam hati dan merenungkannya. Yesus menjadi sumber sukacita Injil keluarga. Seluruh kehadiran-Nya di malam kudus ini menjawabi semua ketakutan dan kebingunan Yosep dan Maria Ibu-Nya. Ketakutan dan kebingungan para gembala. Ia lahir miskin di sebuah gua yang rendah letaknya. Pintu gua terbuka lebar bagi para gembala yang miskin dan tersingkir agar mereka mudah mengenal dan mencintai-Nya. Begitu pula seluruh keluarga hendaknya menjadi bagaikan seorang ibu dengan hati terbuka .

Sri Paus Fransiskus, dalam seruan apostolik sukacita Injil, menegaskan: “ Sering kita harus memperlambat gerak, mengesampingkan ketakutan kita untuk melihat dan mendengarkan sesama. Mengabaikan hal-hal yang mendesak untuk tetap menemani orang-orang sakit, para lansia yang tertetih-tatih di tepi jalan. Atau sering kita harus menjadi seperti bapa yang baik yang siap membuka pintu bagi anak yang hilang. Hanya orang-orang yang tulus hatinya dan penuh iman akan menemukan jawaban atas semua kesulitan, ketakutan dan kebingungan dalam tanda kelahiran san raja damai. Sejauhmana anda dan keluargamu menjadi orang yang tulus hati dan penuh iman dalam menghadirkan sukacita Injil di tengah dunia? Selamat hari Natal. Tuhan memberkati.*** ( RD Antonius Prakum Keraf Pr – Imam Keuskupan Larantuka)***

 

Kredit Foto: Ilustrasi Suka duka hidup berkeluarga, liturgikas.com