Beranda BERITA PKSN 2019: SMAK Makale Tampilkan Drama Persatuan

PKSN 2019: SMAK Makale Tampilkan Drama Persatuan

KELOMPOK kreatif putra-putri SMAK Makale melakukan gladi drama singkat bertemakan, “Merajut Indonesia lewat Media Sosial dengan Kearifan Lokal”. Mereka melakukan sesi latihan dan persiapan di halaman Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Kamis sore, 31/5. Kegiatan ini dalam rangka Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-6 di Tana Toraja, Keuskupan Agung Makassar.

Dikisahkan di satu desa yang indah dan elok, lahir seorang putra bernama Jaka Salasa. Lahir juga di tahun yang sama, seorang putra dari keluarga konglomerat. Namanya Prabu Wijaya. Di usia produktif, kedua orang itu terjun dalam dunia politik. Perseteruan dalam dunia politik mengangkat isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan kepentingan lain sehingga berpotensi merusak persatuan bangsa.

Lewat media sosial (medsos), yang berupa WhatsApp, Twitter, Line, YouTube, dan sebagainya, penyebaran konten-konten negatif, seperti hoaks, berita palsu, ujaran kebencian, dan lain-lain. Lalu, kericuhan pun terjadi. Tidak ada sikap saling mengalah, bahkan justru saling mengalahkan. Akhir dari kisah ini, muncullah sikap saling memaafkan untuk meredam situasi agar tidak menjadi semakin panas.

Pesan yang ingin disampaikan melalui drama ini adalah nilai persatuan dan persaudaraan yang telah ditunjukkan dalam kehidupan bersama di Tana Toraja. Walau berbeda dalam suku, agama, ras, dan antargolongan, masyarakat Toraja saling menghargai satu sama lain.

Pendamping sekaligus pembina kelompok kreatif ini, Syefi Ary berpendapat bahwa melalui drama singkat ini, khususnya generasi muda belajar untuk membina kerukunan sekaligus menjadikan media sebagai sarana untuk menyampaikan kebaikan, bukan perpecahan.

“Medsos sebagai sarana pembawa kerukunan. Inilah salah satu nilai yang  bisa dipetik dari tampilan mereka,” sentilnya lugas.

Pantauan dari para utusan PKSN hampir senada. Menurut Ketua Komisi Komsos Keuskupan Bogor, Romo David Lerebulan, pentas remaja ini bisa menjadi cerminan untuk menjaga persaudaraan dengan penggunaan media sosial secara bijaksana.

“Medsos penting asalkan digunakan secara bijaksana tanpa saling mengorbankan satu sama lain,” pesannya di lokasi pentasan. (Romo Ino-Atambua/RBE)