Beranda BERITA Rakor Pejabat Bimas Katolik Pusat Dan Daerah Ditutup Dengan Perayaan Ekaristi

Rakor Pejabat Bimas Katolik Pusat Dan Daerah Ditutup Dengan Perayaan Ekaristi

Peserta Rakor Pejabat Bimas Katolik Regio Papua/Foto: Herman Liwun

JAKARTA, Mirifica.net – Rapat Koordinasi Pejabat Bimbingan Masyarakat Katolik Pusat dan Daerah selama 5 hari, 18-22 Februari 2019 di Hotel Redtop Jakarta resmi ditutup dengan perayaan ekaristi bersama. Romo  Agustinus Heri Wibowo, dari Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) KWI, didaulat sebagai konselebran perayaan ekaristi.

Dalam kotbahnya, Romo Heri menerangkan inti dari Spiritulitas Kepemimpinan Kristiani. Ia mengatakan bahwa pembentukan spritualitas kepemimpinan Kristiani oleh segenap pejabat Bimas Katolik adalah membangun relasi mesra dengan Tuhan Yesus.

“Selalu dekat dengan Tuhan Yesus, itu adalah inti dari spritualitas Kepemimpinan Kristiani,” ujar Rm. Heri

Ditambahkan lagi oleh Romo Heri bahwa setiap pribadi bisa melihat bagaimana Yesus menggiring orang berpendapat tentang siapa Dia. Pengalaman pribadi tentang siapa Yesus menjadi dasar setiap model kepemimpinan Kristiani.

Berpijak pada bacaan pertama, dimana dikisahkan mengenai figur St. Petrus, imam Keuskupan Agung Jakarta itu mengingatkan peserta rakor bahwa  tugas kepemimpinan harus dilakukan secara  sukarela dan gembira seturut kehendak Allah.

“Bila engkau menjalankan tugas seberat apapun dengan rela, seperti di daerah pedalaman, maka relasimu dengan Kristus itu baik. Jadi gunakan jabatan kepemimpinanmu itu untuk kebaikan banyak orang.”

Usai perayaan ekaristi dengan petugas liturgi dan koor oleh Pejabat Bimas Katolik Regio Jawa, acara rakor diakhiri dengan seromoni penutupan. Petrus Tandi Lodang, mewakili seluruh peserta rakor, mengucapkan terima kasih kepada Panitia atas kerja kerasnya hingga rakor berjalan sukses.  Menurutnya,  dengan rakor kali ini para pejabat bisa bertemu bersama, saling berbagi dan merefleksikan hal baru dari Kementerian Agama RI. Pun kesekapatan dapat dilakukan secara bersama, terutama tentang usulan prioritas program kerja ke depan.

Ekaristi penutupan Rakor Pejabat Bimas Katoli Pusat dan Daerah Kementerian Agama  RI di Jakarta/Foto: Herman Liwun

“Melalui Rakor ini kami merasa tidak bekerja sendiri. Ada atasan dan pimpinan kami  di pusat dan  daerah. Kami berterima kasih karena melalui kegiatan ini kami bisa menetapkan kesepakatan bersama untuk dikerjakan pada waktu mendatang,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dirjen Bimas Katolik, Dr. Aloma Sarupmaha, MA.,M.Si mewakili Dirjen Bimas Katolik juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan dan anggota panitia Rakor.

“Terima kasih, kegiatan Rakor ini berjalan sangat lancar. Setiap anggota panitia telah mengeksplorasi tugasnya dengan baik dan istimewa sehingga peserta  antusias mengikuti kegiatan ini,” ungkap  Aloma.

Aloma menambahkan rakor selama 1 minggu merupakan sebuah masa peralihan. Semua pejabat terpisah dengan keluarga dan berada di tempat rakor sebagai sebuah masa retret sebelum kembali ke tengah masyarakat.

“Jadi ketika kembali ke tempat tugas, model kepemimpinan harus kita kembangkan sebagaimana pesan Rm Heri dalam khotbahya tadi. Semuanya harus dilakukan dengan gembira,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Rakor Pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah dibuka oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, 18 Februari 2019. Hadir pada kesempatan itu, Ketua Komisi VIII DPR RI, M. Ali Taher, Dirjen Bimas Katolik, Eusabius Binsasi serta seluruh pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah.

BACA JUGA: Tiga Sekolah Menengah Agama Katolik Alih Status Jadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri

Kesempatan Rakor kali ini digunakan pula oleh Menteri Agama RI H. Lukman Saifuddin untuk menyerahan SK Menteri Agama RI No. 689 Tahun 2018 Tentang Penegerian 3(tiga) Sekolah Menengah Agama Katolik masing-masing SMAK Negeri Keerom Kabupaten Kerrom, SMAK  Negeri Ende.Kabupaten Ende, dan SMAK Negeri Samosir Kabupaten Samosir.

Rakor Pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah Tahun 2019 mengusung tema: “Moderasi Beragama, Menjaga Kebersamaan Umat” dan subtema: “Peningkatan Penataan Layanan Kepada Masyarakat Katolik”.

Penulis: Herman Liwun

Editor: John Laba Wujon