Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: 12 September 2015

Renungan Harian: 12 September 2015

Seorang anak kecil sedang memberi bantuan berupa uang kepada nenek tua rentah, un2kmu.wordpress.com

Bacaan: 1Tim 1:15-17; Luk 43-49

BACAAN Injil: Luk 6:43-49: “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya – Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan – ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

Renungan:

Perumpamaan Yesus sangat tepat untuk melukiskan realitas kehidupan kita saat ini: watak orang dikenal dari tingkah lakunya. Orang dikenal dari tutur katanya. Hati dan jiwa akan memberikan warna pada tindakan dan seluruh sikap hidupnya. Karena itu Yesus berkata, “Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya.” Maka logikanya, hati dan jiwa yang baik akan menghasilkan tutur kata dan tidakan yang baik; sedangkan hati dan jiwa yang jelek akan menghasilkan tutur kata dan tingkah laku yang jahat. “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”

Rupa-rupanya Tuhan Yesus ingin menegaskan sebuah hidupmoral yang baik di antara para muridNya. Hdup yang baik adalah hidup yang terpancar dari hati yang jujur, tulus dan ikhlas. Hidup itu pun terarah kepada sesama. Bukan orang yang berseru,”Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan surga; melainkan Dia yang melaksanakan kehendak Allah.” Kehidupan sejati adalah kehidupan yang penuh cinta yang memperhatikan sesamanya. Tentu persatuan hidup dengan Yesus Kristus (iman) akan menyempurnakan mutu hidup orang itu.

Orang di Eropa berkebalikan dengan kita di Indonesia. Di Eropa, orang “ringan tangan” menolong orang yang berada dalam kesusahan. Begitu melihat berita di televisi tentang banjir atau bencana alam lainnya. Mereka cepat sekali memberikan donasi. Namun mereka jarang sekali ke Gereja. Sebaliknya umat kita di Tanah Air kita, rajin sekali ke Gereja namun kurang “ringan tangan” dalam membantu sesama yang miskin dan berkekurangan. Buah perbuatan yang baik mesti lahir dari iman yang baik. Demikianpun iman yang baik mesti terwujud dalam perbuatan yang baik. (Rm. Mateus Mali, CSsR).

 

 

Kredit Foto: Seorang anak kecil sedang memberi uang logam kepada nenek tua rentah, un2kmu.wordpress.com