Home Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Kamis, 19 Maret 2015

Renungan Harian: Kamis, 19 Maret 2015

Ilustrasi: Yosef, Teladan keluarga

Luk. 1:16.18-21.24a

Meneladani Yosef yang Tulus Hati

PERNAH DICERITERAKAN tentang seorang rahib yang sangat saleh hidupnya. Dia mendirikan sebuah pertapaan sendiri. Di dekat pertapaan hiduplah sebuah keluarga dengan seorang gadis. Beberapa waktu kemudian anak gadis itu mengandung dan melahirkan seorang anak tanpa seorang ayah yang jelas. Rahib itu pun dituduh bahwa anak yang dilahirkan gadis itu berasal dari hubungan gelap dengan dirinya. Mereka mengantar anak itu ke pertapaan.

Sang rahib itu tidak membela diri. Dia menerima anak itu dan berkata: “Baiklah, saya akan merawat anak ini.”  Beberapa tahun kemudian, ibu anak itu menceriterakan kepada tetangga bahwa anak yang dilahirkannya tidak berasal dari sang rahib. Ayahnya yang telah merantau dan kini sudah kembali. Maka ibu anak itu bersama keluarga dan tetangga pun ramai-ramai datang ke pertapaan dan sambil memohon maaf, mereka meminta sang rahib untuk mengembalikan anak itu kepada mereka. Rahib itu pun mengembalikan anak itu kepada mereka sambil berkata: “Baiklah! Ini saya kembalikan anak kamu!”

Ceritera tentang rahib yang tulus hati ini mungkin bisa menggambarkan sedikit tentang siapa itu santo Yosef. Sumber pengetahuan kita tentang Santo Yosef bersumber bab-bab awal Injil Matius dan Lukas. Tetapi dari semua teks yang berbicara tentang Santo Yosef, tidak ada satu teks pun yang menunjukkan bahwa Santo Yosef mengucapkan sepatah kata. Semua teks itu berbicara tentang keterlibatan Santo Yosef dia tidak berbicara sepatah kata pun. Karena itu Santo Yosef dikenal sebagai orang kurang berbicara tetap banyak berbuat.

Keterlibatan Yosef di dalam kehidupan keluarga kudus diawali ketika dia menerima wahyu Tuhan melalui malaikat Tuhan di dalam mimpi untuk mengambil Maria yang mengandung sebagai isterinya walaupun mereka belum hidup sebagai suami-isteri. Sebagai orang yang tulus hati Yosef pada mulanya ingin menceraikan Maria secara  diam-diam karena dia tidak mau mempermalukan Maria di depan umum. Tetapi ketika dia mempertimbangkan hal itu, tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepada dalam mimpi dan memintanya mengambil Maria sebagai isteri. Yosef pun melakukan seperti yang diperintahkah malaikat dalam mimpin yakni mengambil Maria menjadi isterinya.

Setelah kelahiran Yesus di Betlehem dan Herodes berniat membunuh Anak itu malaikat Tuhan sekali menampakkan diri kepapda Yosef di dalam mimpi dan meminta Yosef membawa Anak itu dan ibu-Nya untuk mengungsi ke Mesir. Tanpa menjawab dengan sepatah kata pun Yosef melakukan seperti yang diperintahkan malaikat dalam mimpi dan membawa keluarga kudus ke Mesir. Demikian pun di Mesir sepeninggalnya Herodes, malaikat Tuhan kembali menampakkan diri kepada Yosef di dalam mimpi dan memintanya untuk membahwa kanak-kanak Yesus dan Maria kembali ke Nazareth.

Dalam semua teks yang berbicara tentang Santo Yosef, tidak sekali pun Yosef berbicara. Tetapi di dalam semua itu Yosef melakukan apa yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Karena itu Yosef dikenal sebagai orang yang tidak banyak berbicara tetapi banyak berbuat. Selain itu, Yosef dikenal sebagai orang yang tulus hati. Sekali pun dia mempunyai alasan untuk menceraikan Maria karena dia telah mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami-isteri, namun dia tidak melakukan hal itu karena dia seorang yang tulus hati dan percaya pada yang disampaikan malaikat kepadanya.

Pada masa ini, ketika orang lebih banyak berbicara  dan kurang berbuat – No Action Talk Only (NATO), teladan Santo Yosef bisa menjadi sumber inspirasi. Kita dinilai bukan berdasarkan pidato atau wacana melainkan oleh perbuatan. Menurut  penginjil Matius, pada akhir zaman  kita dinilai oleh perbuatan cintakasih. “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Pada akhirnya kita akan dinilai sejauh mana kita memberi makan orang yang lapar, memberi minum kepada orang yang haus, memberi tumpangan kepada orang asing, melawat orang sakit dan mengunjungi mereka di penjara”. Semoga berkat doa Santo Yosef yang dirayakan hari ini, kita dimampukan untuk lembih berbuat dari pada berbicara. Tuhan memberkati! Amin.

 

Credit Foto: Yosef, teladan keluarga, id.id.facebook.com