Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Rabu, 4 Februari 2015

Renungan Harian: Rabu, 4 Februari 2015

alkitabkuatku.wordpress.com

Bacaan I: Ibr. 12:4-7.11-15, Injil: Mrk. 6:1-6

MRK  6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.

Mrk 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?

Mrk 6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Mrk 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

Mrk 6:5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.

Mrk 6:6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

 

Renungan

Mengalami kepahitan kerena merasa ditolak, oleh keluarga,  tetangga  ataupun masyarakat merupaskan suatu pengalaman yang menyakitkan dalam hidup seorang anak manusia; apalagi kalau penolakan itu terjadi karena sikap iri hatri yang tidak beralasan.

Kitab Ibrani menasehati kita agar menjaga hidup damai dengan semua orang dan berpegang teguh pada visi kekudusan, sebab tanpavisi ini tidak seorang pun akan melihat Tuhan ( bdk.Ibr. 12: 14). Memelihara damai dan kekudusan merupakan kebijakan penting yang perlu dihayati oleh setiap orang beriman, sebab kebijakan itu merupakan visi besar Allah untuk menyelamatkan manusia.

Ketika ditolak oleh  orang sekampungnya  Yesus hanya  merasa heran atas sikap mereka dan berkata: “ Seorang nabi dihormati di mana – mana kecuali di tempat asalnya sendiri,  di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” ( Mrk, 6:4 ). Yesus tidak marah, tetapi Ia  pergi dengan damai ke kota – kota lain dan mengajar di sana. Godaan untuk bersikap balas dendam adalah godaan yang bisa menghancurkan damai dan kekuatan. Mari kita bercermin pada sikap Yesus.!

Ya Tuhan , jagalah hatiku agar selalu hidup damai dan kudus di tengah dunia yang penuh pencobaan ini, Amin

Teks : Ziarah Batin 2015

Kredit Foto: alkitabkuatku.wordpress.com