Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian Selasa, 25 November 2014

Renungan Harian Selasa, 25 November 2014

Waktunya Memanen

Why.14:14-20,Luk.21:5-11

Luk 21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus.
Luk 21:6 “Apa yang kamu lihat di situ?akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
Luk 21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?
Luk 21:8 Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
Luk 21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”
Luk 21:10 Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
Luk 21:11 Dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Renungan

          Ketika padi mulai menguning, lelah dan derita seorang petani mulai terobati; saat yang dinanti kini semakin mendekat, musim panen hampir tiba. Ya, saat panen memang saat yang menggembirakan.

          Bagaimana jika kedatangan Tuhan adalah saat panen untuk kehidupan kekal, saat Tuhan datang untuk menuai hasil yang ditaburkan dalam hidup manusia? Akankah Ia menemukan ladang yang siap dipanen dan hasilnya pun melimpah ruah? Bagi Tuhan tampaknya saat memanen itu tak membawa masalah berat. Cukuplah bagi-Nya untuk memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk, yang baik dibawa pulang dan yang buruk dibiarkan hancur dan musnah begitu saja.

          Bagaimanakah dengan kita yang seumpama dengan panenan itu? Idealnya malaekat Tuhan mendapatkan kita sebagai buah-buah anggur yang masak dan siap dibawa ke tempat penggilingan untuk dijadikan anggur yang enak. Tetapi betapa malangnya kita apabila ternyata kita bagaikan buah anggur yang digiling kemudian hanya menghasilkan darah yang tak berguna.

          Karena itu, waspadalah dan berjaga-jagalah senantiasa. Saat menuai tak seorangpun yang tahu kapan dan bagaimana hal itu akan terjadi. Hal penting dan terutama adalah menata dan mengarahkan hidup ke saat Allah akan datang kembali, agar saat itu akan menjadi saat yang penuh sukacita dan kegembiraan.

          Ya Tuhan, buatlah mata  dan hatiku terpana memandang kedatang-Mu sebagai saat yang indah dan mengagumkan sehingga aku selalu terjaga dan waspada. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2014

Keterangan foto: Waktunya Tuhan  Memanen, ilustrasi dari lintas-terkini.blogspot.com