Beranda KWI Resmikan Taman Doa Santa Perawan Maria Fatima Ngrawoh, Bupati Sragen: Warga Sekitar...

Resmikan Taman Doa Santa Perawan Maria Fatima Ngrawoh, Bupati Sragen: Warga Sekitar Harus Rasakan Dampak Sosial-Ekonomi

dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Bupati Sragen

ETELAH melewati proses panjang pembangunan, Taman Doa Santa Maria Fatima yang terletak di desa Pilangsari, Gesi, , Ngrawoh, Kabutapen Sragen, itu akhirnya diresmikan Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Minggu (22/10), pukul 10 WIB.

Sebelum menggunting pita sebagai simbol taman doa resmi digunakan, Bupati Sukawoti dalam sambutannya mengatakan bahwa ia sungguh merasa dekat dengan umat Katolik Sragen.

“Kehadiran saya di tempat yang sejuk dan adem ini merupakan tanda kedekatan saya dengan umat Katolik Sragen”, ujar Sukowati seraya mengagumi suasana di sekitar taman doa Ngrawoh.

Kedekatannya dengan Gereja Katolik di Sragen diterangkannya dengan mengisahkan pertemanannya dengan Pastor Paroki Sragen, Romo Sapta. Ia mengatakan Romo Sapta beberapa kali berkunjung ke kantornya untuk berdiskusi tentang pembangunan iman umat Katolik dan masyarakat Sragen pada umumnya.

“Pernah Romo Sapta datang ke kantor saya tanpa janjian terdahulu, tapi lewat cctv  saya bisa memantau siapa saja tamu yang datang”.

Sukowati mengatakan bahwa negara ini bisa kita bangun dengan keimanan yang teguh apapun agamanya. Dengan toleransi dan pengertian, apapun keadaannya, goncangan, pluralisme dan kebhinekaan tak bisa dihancurkan. Ia pun mengingatkan bahwa pluralisme negara ini sering menjadi incaran pihak-pihak tertentu untuk dihancurkan namun berkat keguyuban ini semua bisa harmonis.

“Inilah bukti bahwa keguyuban itu ada dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara”.

 

Penandatanganan prasasti Taman Doa Santa Maria di Fatima Ngrawoh oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubyatmoko dan Bupati Sragen, dr. Hj,Kusdinar Untung Yuni Sukowati/Kredit: John Laba Wujon

Simbiosis Mutualisme

Kehadiran Taman Doa Santa Maria Fatima Ngrawoh ternyata ikut membawa berkah bagi warga di sekitarnya. Hal itu bisa dirasakan dari geliat ekonomi warga setempat. Sekitar 200 meter dari taman doa, saat ini telah dibangun sebuah pasar agar warga setempat dapat menjual berbagai kebutuhan berupa makanan dan pernak-pernik bagi peziarah.

Menanggapi hal itu, Bupati Sukowati berharap agar keberadaan Taman Doa Santa Maria Fatima juga dapat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitanya.

“Jadi simbiosis mutualismenya bisa dirasakan juga oleh warga sekitarnya”, kata bupati perempuan pertama itu.

Memanfaatkan kesempatan persemian tersebut, saat memberikan sambutannya ia juga meminta agar umat Katolik ikut membantu Pemerintah Kabupaten Sragen guna menurunkan angka kemiskinan di sana.

“Saya ajak umat Katolik, mari kita bersama-sama bekerja menurunkan angka kemiskinan di kabupaten Sragen ini”.

Selama ini hubungan Gereja Katolik dengan pemerintah Kabupaten Sragen diketahui berjalan baik. Hubungan baik itu ditandai dengan kontribusi dana pembangunan dari pemerintah kabupaten Sragen.

“Pemerintah Sragen ikut menyumbangkan dana pembangunan sebesar tujuh puluh lima juta rupiah”, kata  ketua Pantia pembangunan, Bapak Subarjo

Selain Bupati Sragen, upacara peresmian Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima dihadiri pula oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubyatmoko.

Mgr. Rubyatmoko mengatakan sejarah perjuangan umat untuk wujudkan taman doa Ngrawoh memang cukup panjang. “Tempat ini telah menorehkan sejarah panjang iman umat, terutama pada saat jalan salib, umat naik turun bukit memikul salib. Sampai kemudian muncul niat pada  tahun2011 untuk membangun sebuah taman doa di sini”, kata Uskup.

Hal itu, demikian ditambahkan Uskup, sebagai tanda  keuletan dan ketekunan umat untuk memiliki tempat yang memungkinkan umat bertemu dengan Maria dan mendalami iman mereka. Uskup Rubyatmoko pun berharap kiranya dengan keberadaan taman doa tersebut umat semakin berkemban dalam iman.

Pembangunan Taman Doa Santa Maria dari Fatima Ngrawoh diketahui telah melewati 4 tahapan waktu. Tahap pertama dimulai sejak tahun 2011-2012. Beberapa tempat seperti Kapel Adorasi, Tempat Devosi, dan Taman Penunjang dibangun pada tahap ini. Selanjutnya, tahap kedua dimulai pada tahun 2015 dengan konsentrasi pekerjaan pada penataan lahan, galian, tanah uruq, pasang dan plester beton. Tahap ketiga dimulai tahun 2016 dengan fokus kerja pada ruang persiapan transit, Kapel santa Maria dan St. Yosef, Makan Yesus, MCK dan ruang. Tahap akhir adalah tahap keempat yang dimulai pada tahun 2017. Beberapa pekerjaan pada tahap ini antara lain halaman parkir, kolam pertobatan, gerbang Alfa dan Omega, taman dan finishing.