Home SEPUTAR VATIKAN Urbi Rev. Billy Graham di Mata Tokoh Agama dan Politik

Rev. Billy Graham di Mata Tokoh Agama dan Politik

Rev. Billy Graham/Foto: John Bazemore, File/Associated Press

TOKOH evangelist terkenal dari AS, Rev. Billy Graham menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu dinihari (21/2/2018). Juru Bicara Graham, Mark DeMoss, mengatakan pendeta Graham telah lama menderita kanker, pneumonia dan penyakit lain.

Sosok Pendeta Graham dikenal luas karena ia pernah menjadi penasihat rohani untuk beberapa Presiden AS. Selain itu, ia juga dikenal karena kesanggupannya dalam mentransformasi kehidupan religius ratusan juta pengikut evangelist melalui kotbah dan tindakan karitatif nyata.

Tidak heran jika kematiannya melahirkan duka dan simpati mendalam dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat akar rumput hingga para pemimpin agama dan politk. Mereka bersatu hati memberi penghormatan terakhir kepada Graham.

Melalui Tweeternya, Presiden Donald Trump menulis, “Billy Graham telah tiada. Tidak ada orang seperti dia. Dia akan terus dikenang oleh semua orang Kristen dan semua orang dari agama lain. Dia sangat istimewa.”

“Pelayanan Billy Graham untuk Injil Kristus dan suara kenabiannya telah mengubah jiwa jutaan orang,” bunyi tweet wakil Presiden As, Mike Pence.

Beberapa mantan presiden AS juga ikut berkomentar. Barack Obama, misalnya, mengatakan, “Billy Graham merupakan sosok pelayan sederhana. Melalui doa dan kebijaksanaanya, ia memberi berkat, harapan, dan bimbingan rohani kepada generasi muda AS.”

Sejumlah tokoh lintas agama juga turut berdukacita atas meninggalnya Rev. Graham. Uskup Agung Canterburry, Justin Welby mengatakan, “Utang yang harus dibayar oleh gereja global kepadanya tak terukur dan tak terkatakan. Secara pribadi saya sangat berterima kasih kepada Tuhan atas kehidupan dan pelayanan hamba Injil yang baik dan setia ini; Dengan teladannya, dia menantang semua orang Kristen untuk meniru bagaimana dia hidup dan apa yang dia lakukan. Dia adalah orang yang bertemu dengan presiden dan pengkhotbah, raja dan pemusik, orang miskin dan orang kaya, muda dan tua, bertatap muka. Namun sekarang dia berhadapan langsung dengan Yesus Kristus, penyelamat dan kita. Ini adalah pertemuan yang telah dinanti-nantikan sepanjang hidupnya.”

Sementara itu, Direktur Hubungan Islam-Amerika, Nihad Awad, mengatakan turut berbelasungkawa bersama umat Kristiani AS.

“Billy Graham adalah seorang tokoh religius yang begitu kuat keyakinannya, penuh semangat, menghormati martabat dan semua orang, terlepas dari kepercayaan mereka. Spiritualitasnya yang tulus dan rendah hati telah menjadi teladan bagi semua orang dan akan sangat dirindukan. Semoga Tuhan memberkati jiwanya.”

Berita ini telah dipublikasikan oleh Washington Post pada tanggal 21 Februari 2018.