Home OPINI Rewel Juga, Bila Terus Terang

Rewel Juga, Bila Terus Terang

“Jawab Yesus kepadanya, ‘Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.’” (Yoh 18, 20)

ADA sebuah lagu dengan judul, “Rewel.” Salah satu liriknya demikian, “Ngomongo terus terang, yen pancen kowe bosen; ora perlu kakehan alasan, neko warno solah lan slagamu…”

Lirik ini merupakan ungkapan hati seorang isteri agar suaminya bicara terus terang, kalau memang sudah merasa bosan. Lebih baik bicara terus terang dari pada bersikap macem-macem dan tidak jelas serta rewel. Isteri berdandan, dikatakan salah. Isteri tidak berdandan, juga salah. Rewel, memang!

Berbicara terus terang rupanya bukanlah kebiasaan semua orang. Sementara orang tidak mampu atau tidak mau berbicara terus terang dengan berbagai alasan. Mereka takut kalau pendapat atau gagasannya ditolak; takut kalau kata-katanya menyinggung perasaan orang lain; malu mengungkapkan perasaan atau isi hati yang sebenarnya; takut dinilai tidak punya sopan santun.

Banyak orang tidak dibiasakan untuk bicara terus terang dalam hal mengungkapkan pikirannya, perasaannya atau kehendaknya. Yesus berbicara terus terang kepada banyak orang tentang Kerajaan Allah, hidup bahagia, dan bahan pengajaran lain. Yesus berbicara terus terang, tanpa takut terhadap para ahli Taurat, orang Farisi dan pemuka bangsa-Nya; tanpa takut bahwa kata-kata-Nya akan melukai dan menyinggung banyak orang.

Tidak ada sesuatu yang dikatakan secara sembunyi-sembunyi. Sang Gurtu telah memberikan teladan, “berbicara terus terang dan tidak berbicara sembunyi-sembunyi.”

Cara berbicara macam apa yang selama ini aku alami?

Teman-teman selamat pagi dan selamat merenungkan jalan salib Tuhan Yesus. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ist