Beranda KATEKESE Teladan Kita S. Patrick,17 Maret

S. Patrick,17 Maret

Ilustrasi:S. Patrick, luxveritatis7.wordpress.com

St. Patrick dilahirkan pada abad ke lima di Inggris. Orangtuanya adalah orang Romawi. Ketika Patrick berusia enambelas tahun, ia diculik oleh para bajak laut dan dibawa ke Irlandia. Di sana, ia dijual sebagai budak belian. Majikannya menyuruh Patrick untuk menjaga kawanan ternaknya di pegunungan. Patrick hanya mendapatkan sedikit makanan dan pakaian. Namun demikian, ia memelihara kawanan ternaknya itu dengan baik, dalam hujan, badai maupun salju. Patrick merasa amat kesepian seorang diri di pegunungan, seringkali ia datang untuk berbicara kepada Yesus dan Bunda Maria dalam doa. Hidup terasa berat dan tidak adil baginya. Semakin lama semakin bertambah kuatlah kepercayaan Patrick kepada Tuhan. 

Kemudian, ketika ia berhasil melarikan diri dari Irlandia, Patrick belajar untuk menjadi seorang imam. Ia senantiasa merasa bahwa ia harus kembali ke Irlandia untuk membawa bangsa kafir itu kepada Kristus. Pada akhirnya, keinginannya itu terkabul. Ia menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi uskup. Waktu itu, yaitu ketika St. Selestin I memangku jabatan paus, Patrick kembali ke Irlandia. Betapa bahagianya Patrick dapat mewartakan Kabar Gembira Allah yang benar kepada orang-orang yang dahulu memperlakukannya sebagai budak.

Sejak dari awal, Patrick harus mengalami banyak penderitaan. Sanak saudara serta para temannya menghendaki agar ia berhenti mewartakan Injil sebelum bangsa kafir Irlandia membunuhnya. Tetapi, orang kudus itu tetap saja berkhotbah tentang Yesus. Ia berkeliling dari satu desa ke desa yang lain. Ia jarang beristirahat dan melakukan banyak mati raga demi orang-orang yang amat dikasihinya itu. Sebelum ia wafat, seluruh bangsa Irlandia telah menjadi orang-orang Kristen.

Meskipun ia berhasil dengan gemilang, St. Patrick tidak pernah merasa bangga atau pun sombong. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai pendosa dan menyampaikan segala puji-pujian yang diterimanya kepada Tuhan. Patrick wafat pada tahun 461.

“Betapa luarbiasa serta berharganya rahmat yang dikaruniakan kepadaku, yaitu karunia untuk mengenal serta mengasihi Tuhan, walaupun harus mengorbankan tanah air dan keluarga.” 

Sumber:“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

Credit Foto: S. Patrick, luxveritatis7.wordpress.com