Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi “Sekarang Saya Bisa Paham, Mengapa Bunda Teresa Memilih Calcuta”

“Sekarang Saya Bisa Paham, Mengapa Bunda Teresa Memilih Calcuta”

JIKA Kristus hadir dalam diri orang-orang miskin, maka hati Kristus sungguh ada di Calcuta

Anda tidak dapat melarikan diri dari penderitaan dan kesulitan yang terlihat  di jalan-jalan, di tengah debu, di tengah kebisingan dan asap kota.

“Pada waktu saya berangkat pada perjalanan ini untuk mencari Ibu Teresa, untuk benar-benar memahami imannya , salah satu pertanyaan awal yang ada dibenaknya adalah, mengapa Calcutta ? Sekarang aku di sini, pertanyaan itu sudah dijawab”, tulis CEO aleteia.org, Jeffry Bruno yang belum lama ini melakukan perjalanan ke India tepatnya ke Calcuta.

Ketika Bunda Teresa tiba di Calcuta pada akhir tahun 1920 ia bertugas sebagai pengajar pada Sekolah St. Teresa – itu gambaran pertama tentang kemiskinan yang ditemui Bunda Teresa dan hingga hari ini masih terus bertahan. Ketika dia menerimanya sebagai “panggilan di dalam panggilan” dia berangkat  dan mengabid hanya St. Teresa, “sekolah kumuh”. Di tempat iini pula Bunda Teresa juga mulai membuka  apotik untuk pertama kali.

KOLKATA, INDIA 1 SEPT: Images from the Saint Teresa School, located about 200 meters from the Mother House of the Missionaries of Charity. Mother Teresa taught at the school, and began her first efforts at serving the poor from a stairwell within the school. She provided medicine for those who were unable to afford it. PICTURED: Students of the St Teresa School (now coed).
KOLKATA, INDIA 1 SEPT: Images from the Saint Teresa School, located about 200 meters from the Mother House of the Missionaries of Charity. Mother Teresa taught at the school, and began her first efforts at serving the poor from a stairwell within the school. She provided medicine for those who were unable to afford it.
PICTURED: Students of the St Teresa School (now coed).

Martabat. Apa itu martabat manusia? Nah, menurut pemahaman umum, hal itu berkenaan dengan status sosial anda, mobil anda atau juga berapa banyak uang anda yang disimpan di bank. Kenyataannya martabat itu berasal dari Allah yang menjadikan nafas kehidupanmu selaras dengan jiwamu.

Bunda Teresa tahu bahwa ia harus menerjemahkan pengetahuannya ke dalam tindakan nyata. Di mulai dengan menghormati dan berempati kepada orang miskin, orang yang sakit parah, yang belum lahir dan terbuang . Dia tahu bahwa masing-masing  mereka layak untuk mendapat kehormatan itu karena mereka semua adalah anak-anak Allah.

Hal menarik yang ditemukan Jeffry adalah orang-orang yang Allah pilih dan angkat mereka untuk mengajar semua tentang keutaamaan tersebut- itu menarik sekalipun  mungkin tidak mengejutkan . Pikirkan tentang hal ini, seorang wanita kecil dari Makedonia, dengan mengatakan ya kepada Tuhan, membawa rahmat, cinta dan kasih sayang, tidak hanya untuk Calcutta atau Afrika atau Bronx, tetapi untuk seluruh dunia. Hanya satu orang.

Jadi apa yang membuat  dia sanggup melakukan semua itu? Saya pikir itu terjadi ketika dia berkata “Ya” dengan kehendak Kristus.

“Tuhan menghendaki saya menjadi seorang biarawati yang diselimuti semangat kemiskinan salib Kristus. Pada hari ini saya mendapat pelajaran bermakna. Kaum miskin kesulitan mendapat rumah. Sambil mencari rumah, saya berjalan hingga kaki dan tanganku terasa sakit. Saya berpikir, berapa banyak dari antara mereka yang sakit badan dan jiwa ketika mereka berusaha mencari rumah yang layak untuk didiami”

Bunda Teresa rela melupakan dirinya dan meninggalkan zona nyaman untuk melayani  Hati Yesus. Apa yang akan terjadi jika kita semua dapat  melakukan itu”, Jefri bertanya-tanya …

Dari awal perjalanan ini, demikian kata Jeffri, saya telah berusaha untuk memahami bagaimana seseorang bisa tahu kehendak Tuhan bagi dirinya. Belajar bahwa menjadi dekat dengan-Nya adalah langkah pertama. Hari ini saya telah belajar bahwa ketika kita sampai ke titik dimana kita sanggup mendengar suara Tuhan, kita perlu memiliki iman dan keberanian untuk menerima kehendak-Nya bagi kita. Maksud saya, lihatlah apa yang telah dilakukan oleh Bunda Teresa!***

Diterjemahkan dari Aleteia.org