Home Jendela Alkitab Harian Siraman Rohani, Jumat: 10 Februari 2017 (Markus 7:31 – 37)

Siraman Rohani, Jumat: 10 Februari 2017 (Markus 7:31 – 37)

Manfaatkanlah Obat Yang Sudah Diberikan Tuhan Kepada Kita! 

 Saudara-saudari…  Pernahkan saudara memanfaatkan obat yang sudah disiapkan Tuhan dalam diri kita untuk menyembuhkan sakit atau luka pada diri kita? Tanggal 5 Juni 2015, sewaktu saya tinggalkan St. Anselmus College di Margate Kent Inggris Selatan, saya melihat jari kelingking-ku berdarah. Awalnya saya pikir noda merah yang ada di jari saya adalah sisa rembesan pudding yang barusan saya makan. Tetapi sesudah saya amati secara teliti, ternyata ada luka kecil dan kini darahnya semakin banyak keluar. Saya langsung masukkan jariku ke dalam mulut biarkan air luda mengeringkannya. Tetapi hasilnya tetap sama, darahnya masih juga keluar. Kemudian saya masukkan lagi ke dalam mulut, simpan jari kelingkingku di bawa lida bagian depan selama satu menit. Sesudahnya saya keluarkan. Apa yang terjadi? Puji Tuhan, darahnya tidak mengalir lagi. Sejak waktu itu saya semakin sadar, ternyata air liur yang berada di bawa lida sungguh sangat kuat kasiatnya dibandingkan dengan air luda yang berada di atas lida.

Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Kasihan sekali, sudah tuli, gagap lagi. Puji Tuhan bahwa ada orang yang begitu baik hati membawa orang tuli dan gagap ini kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia. Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini berbeda dari cara Dia menyembuhkan orang lain. 1) Dia memisahkan orang tuli dan gagap ini dari orang banyak. Apa alasan, mengapa Yesus memisahkan dia dari orang lain? Yesus mau tunjukkan perhatian yang sangat khusus kepada-Nya. Yesus merasakan perasaan dari orang tuli-gagap ini. Sifat orang tuli dan gagap adalah sangat-sangat sensitip dan cepat merasa malu. Sadar akan sifat orang tuli dan gagap ini, Yesus menariknya ke samping, biarkan mereka dua sendirian.  Satu ajaran bagi kita untuk selalu sensitip terhadap orang lain yang mungkin punya banyak kekurangan dalam dirinya. 2) Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini dengan sentuhan jarinya. Ia memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang ini, lalu meludahinya dan meraba lidahnya. Kemudian sambil menengada ke langit, Yesus menarik nafas dan berkata: “Terbukalah!” maka terbukalah telinga orang itu dan terlepaslah pula pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata.

Yang sangat menarik dari cara penyembuhan Yesus kali ini adalah Dia meludai telinga orang tuli. Rupanya Yesus tahu bahwa air luda manusia punya kasiat yang sangat kuat untuk menyembuhkan telinga yang tuli. Karena itu Ia memanfaatkannya sebagai obat untuk menyembuhkan.  Air luda sudah dijadikan bahan pengobatan. Supaya kasiat air luda semakin kuat, maka Yesus memanjatkan permohon kepada BapaNya. Sesudah merasa yakin akan kekuatan kuasa Allah dalam diri-Nya, maka berkatalah Yesus kepada orang tuli itu: “Efata” terbukalah, maka telinga orang tuli itu terbuka. Sejak saat itu juga orang tuli itu bisa mendengar.

Saudara-saudari… dari kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini kita diingatkan bahwa Tuhan sudah menyiapkan obat di dalam tubuh kita untuk menyembuhkan luka atau penyakit pada tubuh kita. Selain itu, kita juga diingatkan supaya selalu sensitip akan keadaan orang yang berkekurangan. Ikutilah sikap Yesus, yang begitu memahami perasaan sesama.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita untuk memanfaatkan apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita dan memohon bantuan-Nya untuk selalu memberkati obat yang sudah diberikanNya itu agar kasiatnya semakin kuat.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.***

Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)