Home SEPUTAR VATIKAN Urbi Tokoh Kita

Tokoh Kita

Herman L. Wutun

Herman Loli Wutun:

Bangun  Induk KUD  Indonesia dengan  Spirit Sukacita Injil

KEJATUHAN resim Orde Baru turut mempengaruhi keberadaan Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD) Indonesia. Berbagai persoalan seperti  bidang organisasi, usaha, maupun permodalan terus mendera badan usaha yang pernah menjadi penyangga perekonomian masyarakat petani. Namun, berkat kerja keras dari para pemimpin, Induk KUD Indonesia kini mulai bangkit.

Pendantanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Induk KUD Indonesia dengan 6 investor Taiwan pada Senin (13/7/2015) di Graha Induk KUD, Jl. Warung Buncit 18-20, Jakarta memberi sinyal kuat bangkitnya lembaga yang beranggotakan 13 juta kepala keluarga.

“Ini merupakan buah dari komitmen kami untuk membawa Induk KUD Indonesia ke dunia luar dan membawa dunia luar ke Induk KUD Indonesia,” kata Herman L. Wutun.

Menurut Ketua Induk KUD Indonesia periode 2013-2017 itu, pada awalnya upaya menggaet para investor  Taiwan dilakukan melalui sebuah terobosan, yakni dengan membuka sebuah ‘jendela kecil’ di Taiwan tahun 2007. Melalui ‘jendela kecil’ di Taiwan, akhirnya Induk KUD Indonesia berhasil membuka  kantor perwakilannya di beberapa negara antara lain di Malaysia, Tokyo-Jepang, Seoul-Korea Selatan dan di Beijing-China.

Perkembangan tersebut – oleh Herman – diibaratkan seperti lima potong roti dan dua ekor ikan sebagaimana dalam kisah Injil. “Dari awal kami bergerak dengan keterbatasan, tapi kini perlahan-lahan berkat kerja keras keterbatasan yang ada selama ini Induk KUD Indonesia mulai atasi,” ungkap Herman.

MoA dengan beberapa investor Taiwan seperti Beijing ZhongShang, Technology Development Co.Ltd. (Beijing ZhingSahng, Foxsign Enterprises Indonesia, dan Freshwater Research Center of Chinese Academy of  Fishery Sciences fokus pada kegiatan budidaya tanaman singkong di Bangka Selatan, usaha penggemukan sapi skala kecil di Kupang NTT, serta budidaya ikan di Provinsi Bangka.

“Semua proyek ini sasarannya adalah memberdayakan masyarakat, untuk menghidupkan jaringan Induk KUD yang selama ini ‘mati suri’. Kita semua ini cuma alat yang dipakai oleh Tuhan. Tujuan akhir kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” pungkas Herman. ***