Beranda BERITA Uskup Kornel: Kecerdasan Tanpa Kebijaksanaan Hati akan Menyesatkan

Uskup Kornel: Kecerdasan Tanpa Kebijaksanaan Hati akan Menyesatkan

Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap saat memimpin perayaan ekaristi membuka Pekan Hari Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XI di Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Kamis (06/06/2024). Foto : Dok. Komsos KWI

Kecerdasan jika tidak dibarengi dengan kebijaksanaan hati akan menyesatkan dan menjerumuskan banyak orang.

“Karena itu, Paus Fransiskus menginginkan agar kita tidak terjebak entah sebagai korban apalagi menjadi pelaku dan pemain dalam memanipulasi kebenaran dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial,”ujar Uskup Kornelius Sipayung OFMCap dalam kotbahnya pada perayaan ekaristi membuka Pekan Hari Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XI di Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Sumatera Utara, Kamis (06/06/2024).

Karena itu, Ketua Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) ini menyebutkan kenapa PKSN ini begitu penting sehingga secara nasional dalam lingkup Konferensi Waligereja Indonesia diselenggarakan dengan durasi yang panjang. “Dalam perayaan ini kita hendak mengenalkan dan menyosialisasikan pesan Bapa Paus Fransiskus yang setiap tahun disampaikan kepada semua umat beriman. Tahun ini tema yang hendak kita renungkan, perbincangan, diskusikan adalah Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati, Menuju Komunikasi yang Sungguh Manusiawi. Semoga pesan ini tidak hanya tinggal dalam diskusi, tetapi juga kita hidupi,”ujar Uskup Agung Medan ini.

Menurut Uskup, pesan ini disampaikan dengan tujuan agar komunikasi antara manusia sungguh manusiawi. Dunia saat ini, kata Uskup Kornel, tak hanya diwarnai melainkan juga mengagung-agungkan teknologi dengan penemuan-penemuan barunya, khususnya teknologi komunikasi yang serba canggih.

“Sehingga berita bukan hanya cepat tersebar. Ini sudah biasa, tetapi ada bahaya, berita disampaikan menggunakan teknologi artificial intelligence secara tidak obyektif, melainkan sudah direkayasa, sehingga menjadi berita yang salah dan sesat,”ujar lulusan lisensiat teologi dogmatik dari Universitas Gregoriana Roma ini.