Home SEPUTAR VATIKAN Urbi 5 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Gereja Kristen Koptik di Mesir

5 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Gereja Kristen Koptik di Mesir

LEDAKAN bom yang terjadi ketika umat Kristen Koptik sedang merayakan ibadah di sebuah gereja Koptik Ortodoks di Kairo pada hari Minggu, 11 Desember menarik perhatian orang Kristen pada penderitaan saudara-saudaranya di Timur Tengah. Tapi siapakah yang disebut Kristen Koptik ini? Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penderitaan mereka?

1.Gereja Koptik merupakan salah satu komunitas Kristen tertua di dunia

Keberadaan orang Kristen Koptik tidak lepas dari  kisah perjalanan misoner yang dilakukan oleh penginjil Markus tahun 42. Menurut tradisi, Markus menghabiskan hari-hari terakhirnya di Alexandria, ibu kota Mesir Kuno,  yang saat itu menjadi pusat pengetahuan dan budaya di dunia Mediterania. Markus melakukan pertobatan pertama kepada orang Mesir asli yang dikenal sebagai Koptik (merujuk pada bahasa yang digunakan pada waktu itu) dan merupakan bahasa terakhir  dari masa Mesir Kuni (Kata Koptik sendiri berasal dari Mesir Kuno yang menggambarkan Orang Mesir itu sendiri).

2.Sejak abad ke-5, Gereja Koptik Ortodoks menyatakan keluar dari persekutuannya dengan Roma dan dengan gereja-gereja Ortodoks Timur.

Gereja Katolik Koptik, sebuah tradisi yang memisahkan diri pada saat yang sama, saat ini dalam persekutuan penuh dengan Roma. Pemisahan terjadi karena perbedaan pandangan yang tajam mengenai teologi khususnya pemahaman tentang sifat Kristus dan otoritas para Bapa Gereja yang mengikuti Konsili Kalsedon tahun 451. Gereja Koptik Ortodoks akhirnya memilih menjadi gereja independen. Gereja ini memiliki pengikut di antaranya kaum imigran Mesir yang tersebar di Afrika dan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat dan gereja-gereja kecil yang tersebar di Ethiopia dan Eritrea. Bahasa Koptik, yang ditulis menggunakan huruf Mesir Kuno, tetap merupakan bahasa resmi liturgi gereja, tapi selama berabad-abad telah secara bertahap digantikan oleh bahasa Arab, yang menggambarkan suasana Mesir modern. Seperti kebanyakan Gereja Kristen Oriental, Gereja  Koptik Ortodoks menggunakan Kalender Julian di mana Natal dirayakan setiap tanggal 7 Januari. Saat ini, pusat Gereja Koptik ada di Kairo, tepatnya di Katedral St. Markus (sebelah kapel di mana bom terjadi beberapa waktu lalu), meskipun pusat simbolis kehidupan Kristen Koptik tetap di Alexandria.

Sementara itu, Gereja Katolik Koptik dipimpin oleh Patriark (uskup) yang berjanji setia kepada Tahta Suci di Vatikan. Katolik Koptik merayakan ritus liturgis mereka sendiri, dan terus menggunakan bahasa Koptik untuk Misa. Asal-usul Gereja Katolik Koptik juga dapat dilacak jauh ke belakang, ke masa penginjilan oleh Santo Markus dan Alexandria. Saat  ini Gereja Katolik Koptik berpusat di Kota Nasr, di pinggiran Kairo, tepatnya di Katedral Our Lady Mesir.

3.Patriark Koptik Ortodoks disebut  Paus

 Sebelum perpecahan Kekristenan antara Timur dan Barat, patriark (atau kepala uskup) dari Gereja Kristen Koptik di Alexandria dianggap, dengan alasan usia gereja, sebagai primer inter pares (“Pertama di antara yang sederajat”). Dengan tradisi yang ada, Patriark pertama Alexandria adalah Santo Markus sendiri. Sebagaimana Uskup Roma, patriark Koptik Ortodoksi disebut pappas (“Bapa”), dan saat ini patriark Koptik ortodoks bergelar Paus.

4.Kristen Koptik mewariskan dunia Kristen pada umumnya sekolah katekese pertama dan tradisi monastiknya yang kaya.

Di bawah Koptik, Alexandria mendirikan sebuah sekolah katekese di mana doktrin Kristen mengambil bentuknya. Banyak dari bapa-bapa Gereja awal hidup atau belajar di Alexandria, bergabung dengan filsuf Yunani dan para sarjana Yahudi yang sudah membuat kota asal mereka. Selain studi katekese, sekolah diajarkan ilmu-ilmu humaniora dan matematika. Perpustakaan yang menyimpan teks yang diukir dari kayu dengan huruf timbul sehingga orang buta bisa belajar – jauh sebelum penemuan huruf Braille. Para pertapa di  gurun pasir Mesir  memulai tradisi heremitik dan biara yang kemudian akan mengilhami St Basil dari Cappadocia di Timur dan St. Benediktus di Barat.

5.Kristen Koptik telah mengalami penganiayaan sepanjang sejarah mereka

Setelah Konsili Chalcedon, Kristen Koptik Ortodoks menderita penganiayaan dari tangan orang Kristen Bizantium yang menganggap mereka sesat. Banyak dari antara mereka yang disiksa, dipenjara, dan dibunuh, tetapi Koptik Ortodoks tetap setia pada pemahaman mereka tentang Kristologi. Kehadiran Islam dan penaklukan Umayyah Mesir, tidak membuat sebagian besar penduduk Kristen Koptik beralih.

Penerapan sistem pajak dan terbatasnya kesempatan kerja bagi kaum Kristen telah menarik banyak orang Mesir untuk masuk Islam. Secara bertahap, Mesir menjadi negara dengan penduduk mayoritas Muslim, dan hari ini Krsiten Koptik hanya mewakili 10-20 % dari populasi Mesir. Ledakan bom yang terjadi pada 11 Desember lalu semakin menambah daftar serangan terhadap orang Kristen Koptik di Mesir.

 

Dari berbagai sumber