Beranda OPINI Kegamangan Saat Tinggalkan Comfort Zone

Kegamangan Saat Tinggalkan Comfort Zone

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju.” (Ibr 11, 8) “

KALAU  boleh memilih, saya lebih suka tetap sebagai Pastor Paroki saja. Biar romo lain yang mulai merintis paroki baru.”

Begitulah ungkapan hati seorang imam, saat diajak glenikan dengan pimpinannya. Banyak orang memang cenderung merasa nyaman dengan tempat yang sudah dihuni sekian lama; dengan karya yang sudah tertata dan dilakukan secara rutin; dengan pola-pola dan dinamika hidup yang sudah berjalan dengan baik.

Semua hal sudah bisa berjalan dengan baik, tanpa membutuhkan pemikiran njlimet dan tenaga ekstra. Berbagai macam kebutuhan hidup telah tersedia; berbagai macam fasilitas dan kemudahan hidup lainnya masih bisa dinikmati. Banyak orang senang memilih situasi yang sudah mapan dan nyaman.

Betapa tidak mudah bagi banyak orang untuk meninggalkan ‘zona nyaman dan mapan’ seperti itu, apalagi mereka harus memulai hidup yang baru, mengalami sesuatu yang baru atau merintis sebuah karya baru. Banyak orang sering merasa ragu atau gamang untuk menggunakan sesuatu atau produk yang baru; sering merasa cemas atau takut untuk masuk ke tempat atau daerah yang baru; masih bersikap ‘wait and see’ terhadap sesuatu yang baru.

Orang bisa merasa takut kalau rintisan karya barunya gagal atau tidak berhasil. Mereka tidak sanggup menghadapi tantangan atau rintangan yang akan dihadapi di tempat yang baru. Abraham merupakan salah satu pribadi yang bisa memberi inspirasi untuk meninggalkan ‘zona nyaman dan mapan’, yakni meninggalkan tanah kelahirannya menuju tanah terjanji; tanah yang akan menjadi miliknya.

Dia belum tahu, dimana tanah itu terletak dan bagaimana situasinya. Namun Abraham tetap pergi atas dasar iman akan Allah. Dia percaya bahwa Allah tidak akan ingkar akan janji-Nya. Meninggalkan ‘zona nyaman dan mapan’ membutuhkan iman kuat dan keyakinan mendalam.

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)