Beranda BERITA Ayo Santun dan Produktif di Media Sosial

Ayo Santun dan Produktif di Media Sosial

KEPALA Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfo SP) Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. H. Andi Hasbullah hadir dalam Seminar Nasional dalam rangka Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-6, Senin, 27/5. Kadis Kominfo SP ini hadir mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr.

Seminar Nasional ini digelar berkat kerja sama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Aula Paroki Santo Fransiskus Assisi, Keuskupan Agung Makassar. Seminar ini bertajuk “Memperkokoh NKRI melalui Media Digital”.

Dalam sambutannya mewakili Gubernur Sulsel, Hasbullah menceritakan usaha Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mencegah penggunaan media sosial yang keliru. Program yang dicanangkan adalah gerakan “Ayo Santun dan Produktif di Media Sosial”. Yang dimaksud “Santun” merujuk pada kearifan lokal; dan “Produktif” adalah penggunaan yang berguna dan bermanfaat.

Menurut data pemerintah, penduduk Sulsel yang menggunakan media sosial mencapai 45% atau sekitar 5 juta jiwa. “Penggunanya didominasi oleh ibu rumah tangga, dan hanya dimanfaatkan hanya sebagai hiburan,” jelas Hasbullah yang disambut riuh gelak tawa peserta seminar yang berjumlah sekitar 700-an peserta.

Gerakan Pemprov Sulsel tersebut difokuskan untuk menangkal dampak negatif penggunaan media sosial, seperti hoaks, ujaran kebencian, provokasi, radikalisasi, pornografi, dan konten negatif lainnya. Selain menangkal dampak negatif, gerakan tersebut juga dipakai untuk mempromosikan aspek positif media sosial, seperti cepat, murah, mudah, dan sudah melekat sebagai kebutuhan dalam hidup sehari-hari.

Yang utama adalah gerakan ini digunakan untuk memerangi gelombang hoaks yang berpotensi mengancam kebhinnekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Oleh karena itu, dibutuhkan literasi terus-menerus, dengan membuat netizen cerdas. Hoaks dibuat oleh orang pintar, tapi jahat; disebar oleh orang baik, tapi bodoh,” pungkas Hasbullah. (RBE)