Home BERITA Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 10 Juni 2022

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 10 Juni 2022

20 Februari 2024, Bacaan Injil 20 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 20 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 20 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi

Bacaan Pertama: 1Raj 19:9a.11-16

Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Hai Elia, Keluarlah, dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat.

Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:7-8a.8b-9abc.13-14 R:8b

Wajah-Mu kucari, ya Tuhan.

  • Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!”
  • Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
  • Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil: Flp 2:15-16

Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Bacaan Injil: Mat 5:27-32

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar sabda, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka.

Telah disabdakan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.’

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Menjadi seorang Kristiani tidak cukup hanya dengan berperilaku atau berbuat baik. Akan tetapi, kita harus baik mulai dari pikiran dan niat kita. Motivasi dan intensi dari apa yang kita lakukan mesti sungguh-sungguh murni, sesuai martabat kita sebagai manusia Kristiani. Maka, tidak cukup orang memperhatikan hukum secara lahiriah, tetapi maksud dan tujuannya juga perlu menjadi nyata dalam pelaksanaannya. Cukup menarik diperhatikan bahwa orang kerap membela diri atas maksud dan kehendaknya. Terhadap orang lain, orang kerap kali menilai dari sekadar yang tampak, dan tidak menanyakan maksud dan kehendaknya.

Yesus, dalam Injil hari ini, mengajak kita untuk berpikiran jernih. Dengan berpikiran jernih, kita bisa “melahirkan” tindakan-tindakan yang sesuai martabat kita sebagai makhluk yang secitra dengan Allah. Mata, telinga, tangan, kaki, pikiran dan seluruh diri kita mesti terarah pada kebaikan, kasih, dan sukacita baik dalam hidup pribadi maupun hidup bersama. Dengan demikian, kita berpartisipasi atau mengambil bagian dalam misi Yesus menghadirkan sukacita dan harapan bagi dunia.

Tuhan, murnikanlah hati dan pikiran kami. Semoga kami mampu menggunakannya sesuai martabat kami sebagai ciptaan yang secitra dengan–Mu. Jauhkan dari kami niat dan pikiran untuk mencelakakan orang lain. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasi: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 09 Juni 2022