Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 11 Desember 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 11 Desember 2020

07 Juni 2022, Bacaan Injil 07 Juni 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 07 Juni 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 07 Juni 2022, Minggu Hari Raya Pentakosta, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Yes 48:17-19

Ah, sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku!

Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, “Akulah Tuhan Allahmu, yang mengajarkan hal-hal yang berfaedah bagimu, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya. Nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 1:1-2.3.4.6 R:Yoh 8:12

Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup.

  • Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
    dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
  • Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  • Bukan demikian orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Injil: Mat 11:16-19

Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia.

Yesus berkata kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.’

Sebab Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata, ‘Ia kerasukan setan.’
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa.’ Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Banyak orang berusaha mati-matian untuk memuaskan keinginan dagingnya untuk memperoleh rasa bahagia dan damai sejahtera, bahkan mereka rela mengorbankan hubungannya dengan Tuhan. Sangatlah menarik apa yang disampaikan seorang filsuf bernama Blaise Pascal (1623- 1662). Suatu kali ia pernah memberi pernyataan yang sangat penting mengenai kepenuhan hati untuk bisa merasakan damai sejahtera dan kebahagiaan. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya ada sebuah rongga kosong di dalam hati manusia yang tidak bisa diisi oleh siapa atau apa pun kecuali oleh Tuhan. Itulah kunci kebahagiaan. Bahkan Nabi Yesaya menyampaikan bahwa damai sejahtera-Nya akan seperti sungai yang tidak pernah kering dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah, asalkan kita mau memperhatikan perintah-perintah Tuhan. Artinya, sungai yang tidak kering akan menjamin kesuburan tanah di sekitarnya sekaligus menjamin kehidupan yang baik bagi orang-orang yang tinggal di sana.

Bangsa Indonesia terkenal dengan budaya sopan santun dan ramah. Tetapi, apa yang terjadi dewasa ini? Ujaran kebencian yang dilakukan oleh sekelompok orang menjadi fenomena umum yang merusak semangat persatuan dan kedamaian. Ujaran kebencian akan melukai dan melumpuhkan hati nurani kita. Perkataan Yesus dalam bacaan hari ini menggambarkan situasi suara hati yang lumpuh. Sehingga Yesus mengumpamakan mereka seperti anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka tetapi kamu tidak berkabung.” Artinya, hati nurani yang menjadi kunci kebahagiaan, telah tumpul sehingga tidak memiliki kepekaan lagi.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masuk dalam barisan orang-orang yang mengumbar kebencian? Sejauh mana usaha pribadi kita dalam mewujudkan perdamaian di tengah keluarga, tempat kerja, Gereja, dan negara kita?

Ya Allah, berilah kami hati yang peka untuk menanggapi sabda-Mu. Semoga kami menjadi pembawa damai di tengah masyarakat dan negara kami. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin
Ziarah Batin Cover

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Adven II/B