Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 23 Juli 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 23 Juli 2021

28 Januari 2022, Bacaan Injil 28 Januari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 28 Januari 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 28 Januari 2022, Minggu Pekan Biasa III, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: sesawi

Bacaan Pertama: Kel 20:1-17

Hukum Taurat diberikan lewat Musa.

Di Gunung Sinai Allah berfirman begini: “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu.
Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang-orang yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia Beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat
dan menguduskannya.

Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”

Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8-11 R:Yoh 6:64

Tuhan, Engkau memiliki sabda hidup abadi.

  • Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
  • Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata cerita.
  • Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
  • Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil: Luk 8:15

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil: Mat 13:18-23

Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah.

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah arti perumpamaan penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan.

Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad.

Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah.

Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Perumpamaan tentang benih yang ditaburkan tak lain berbicara tentang kondisi kehidupan umat beriman. Ada yang subur, ada yang berbatu-batu, ada yang bersemak duri, ada yang tidak subur, dll. Benih yang ditaburkan itu akan bertumbuh dan berbuah limpah kalau jatuh di tanah yang subur.

Lahan subur bagi benih Firman itu ialah hati yang terbuka untuk mendengarkan, merenungkan, dan mengambil hikmah dari setiap Firman Tuhan. Firman itu bergema dan menjadi pelita bagi langkah kita kalau kita mau dengan sadar dan bebas menghidupinya. Dari pihak Allah selalu mengetuk pintu hati kita: Apakah  kita mau membuka hati agar Firman itu bersemai dalam hidup kita?

Yesus menyadarkan para murid bahwa Firman itu tidak selalu diterima dengan baik oleh manusia. Sering kali, kedegilan hati manusia menghambat pertumbuhan benih Firman itu. Mari kita membuka hati lebar-lebar; membiarkan hidup kita dituntun oleh Firman Allah Yang Hidup. Firman itu akan menuntun kita ke padang rumput yang hijau membentang dan ke sumber-sumber air yang tenang (bdk. Mzm. 23).

Ya Tuhan, suburkanlah hidup iman kami. Buatlah kami rendah hati dan terbuka terhadap bisikan sabda-Mu. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 21 Juli 2021