Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 26 Juli 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 26 Juli 2019

Photo : kredit:www.entslc.com

Bacaan Pertama Sir 44:1.10-15

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Mereka adalah orang-orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap disimpan oleh keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa, dan para jemaah mewartakan pujian mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 132:11.13-14.17-18;R:Luk 1:32a

Tuhan, Engkau memiliki sabda hidup abadi.

  • Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.”
  • Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
  • Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keajaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil Luk 2:25c

Mereka menantikan penghiburan bagi Israel dan Roh Kudus ada di atas-Nya.

Bacaan Injil Mat 13:16-17

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,”Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar. Sebab, Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Mendengarkan bukanlah sekadar membuka telinga dan membiarkan gelombang suara masuk ke telinga. Mendengarkan yang sesungguhnya adalah proses memahami, mengerti, dan melakukan. Sejauh mana kemampuan kita mendengarkan suara orang di sekitar kita? Sejauh mana kemampuan kita mendengarkan suara hati kita? Sejauh mana kita mendengarkan suara alam di sekitar kita? Pekakah telinga kita mendengarkan suara sesama kita, keluarga kita, Gereja, alam, terlebih suara Tuhan?

Mendengarkan suara Tuhan dengan benar dan setia bukanlah hal mudah, tetapi bukan juga mustahil. Samuel kecil berlatih untuk mendengarkan. Ketika ada suara memanggil namanya, ia segera memberi tanggapan. Ia dalam proses belajar membedakan mana suara Tuhan dan mana suara manusia. Kita mendapati Tuhan berkali-kali memanggil Samuel. Ada inisiatif Tuhan untuk menyapa Samuel. Ketika Samuel mengetahui bahwa memang Tuhan yang sedang menyapanya, ia menyiapkan hati untuk mendengarkan dan berkata, “Berbicaralah, ya Tuhan, hamba-Mu ini mendengar.” Ketika Samuel mendengar suara Tuhan, ia mengerti kehendak Tuhan atas jalan hidupnya.

Hari ini adalah peringatan St. Joachim dan Sta. Anna, orang tua dari Perawan Maria yang Terberkati. Kita dapat meluangkan waktu untuk merefleksikan bagaimana St. Joachim, Sta. Anne, dan Ibu kita, Maria, mendengarkan suara Tuhan. Apakah itu mudah? Jenis tantangan apa yang mungkin mereka hadapi? Apa saja hambatan yang mencegah kita mendengarkan suara Tuhan?

Tuhan, semoga aku semakin peka mendengarkan suara-Mu dan Engkau memampukan aku untuk melakukan kehendak-Mu. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia