Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 26 Juni 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 26 Juni 2020

09 Oktober 2022, Bacaan Injil 09 Oktober 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 09 Oktober 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 09 Oktober 2022, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama: 2Raj 25:1-12

Rakyat Yehuda diangkut ke pembuangan.

Pada tahun kesembilan pemerintahan Raja Zedekia, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepung kota itu dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung
sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok
yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.

Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih putera-putera Zedekia di depan matanya, dan kemudian dibutakannyalah mata Zedekia. Lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel.

Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu yaitu tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah Tuhan, rumah raja, dan semua rumah di Yerusalem;semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel, dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke pembuangan oleh Nebuzaradan,
kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu; mereka menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 137:1-2.3.4-5.6 R:6a

Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, bila aku tidak mengingat engkau.

  • Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
  • Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita, “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”
  • Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
  • Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bait Pengantar Injil Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil Mat 8:1-4

Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku.

Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata,
“Aku mau, jadilah engkau tahir!” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa sebagai bukti bagi mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

“Ketika membaca dan merenungkan firman Tuhan ini, muncul perasaan kagum yang luar biasa terhadap Yesus Sang Guru yang saya imani,” demikian kata seorang imam dalam sebuah sharing iman antar sesama imam. “Saya bangga dan berterima kasih kepada-Nya karena Dia telah memanggil dan melibatkan saya dalam karya-Nya,” lanjut imam itu.

Mengapa imam tersebut merasa kagum, bangga dan dipenuhi dengan perasaan yang luar biasa? Ternyata melalui kisah “Orang kusta yang disembuhkan itu”, Yesus tidak hanya sebatas menyembuhkan sakit fisik yakni penyakit kusta. Tetapi ia juga disembuhkan dari sakit sosial – diterima kembali di tengah masyarakat dan dari sakit rohani dalam relasi pribadi dengan Tuhan. Teks menunjukkan bahwa ia menjadi tahir, memperlihatkan dirinya kepada para imam, dan mempersembahkan persembahan kepada Tuhan sesuai apa yang diperintahkan oleh Musa. Mari kita saling menyembuhkan dari ketiga aspek penyakit ini mulai dari diri sendiri, di dalam keluarga, komunitas, kelompok, dan di tengah masyarakat.

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah tabib sejati kami. Bukalah mata hati kami agar kami pun berani berseru kepada-Mu “tahirkanlah tubuh, jiwa dan pikiran kami”. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin
Ziarah Batin Cover

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Pesan Paus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-54