Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 30 Desember 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 30 Desember 2021

19 Maret 2022, Bacaan Injil 19 Maret 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 19 Maret 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 19 Maret 2022, Minggu Prapaskah II, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat

Bacaan Pertama: 1Yoh 2:12-17

Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu,          dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:7-8a.8b-9.10 R:11a

Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.

  • Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
  • Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
  • Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan Injil: Luk 2:36-40

Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Setelah suaminya meninggal, Nabi Hana tidak menikah lagi dan memusatkan perhatiannya untuk melayani Allah. Dengan berpuasa dan berdoa, dia sangat mengandalkan dan mengutamakan Allah dalam hidupnya. Totalitas persembahan dirinya sangat kuat menonjol. Artinya, dia meninggalkan “keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup” (1Yoh. 2:15) dan melakukan kehendak Allah. Totalitas persembahan diri membuat Nabi Hana bisa mengenali Sang Mesias dalam Kanak-kanak Yesus dan memberitakan tentang Kanak-kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan Yerusalem.

Kita yang sudah beriman pada Yesus, sebaiknya bertanya: Apakah saya sudah total mengandalkan dan mengutamakan Allah? Sering kali kita mencari rasa aman dan tidak berani bertindak konsekuen dalam beriman. Totalitas iman tidak selalu berarti harus meninggalkan dunia dan masuk ke dalam biara. Totalitas iman juga tidak berarti bahwa kita harus meninggalkan pekerjaan kita dan hanya tinggal di seputar altar atau gereja. Totalitas iman adalah sikap batiniah yang sepenuhnya memilih Allah dan menolak kekuasaan yang lain, menolak kompromi dengan keinginan daging dan keinginan inderawi serta keangkuhan hidup. Kesibukan pekerjaan sering kali menjadi alasan kita untuk tidak mempersembahan diri secara total kepada Allah.

Ya Allah, curahkan rahmat-Mu ke dalam hati kami agar kami mampu menolak tawaran menggiurkan yang menjauhkan kami dari-Mu. Jangan biarkan kesibukan duniawi ini membutakan mata iman kami untuk mengenal Yesus, Putra-Mu! Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasi: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 29 Desember 2021