Home Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 08 Agustus 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 08 Agustus 2021

20 Februari 2024, Bacaan Injil 20 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 20 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 20 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi: rainbowtoken

Bacaan Pertama: 1Raj 19:4-8

Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar.
Kemudian ia ingin mati, katanya, “Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku.”

Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia
serta berkata kepadanya, “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, “Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.”

Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9 R:9a

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.

  • Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu, puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
  • Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
  • Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.  Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
  • Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Bacaan Kedua: Ef 4:30-5:2

Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus.

Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Yoh 6:51

Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil: Yoh 6:41-51

Sekali peristiwa bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Yesus, karena Ia telah mengatakan, “Akulah roti yang telah turun dari surga.” Kata mereka, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal?
Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari surga?” Jawab Yesus kepada mereka, “Jangan kamu bersungut-sungut! Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
Hal itu tidak berarti bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.

Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga! Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kasih tanpa kerelaan untuk memberi dan berbagi hanyalah omong kosong. Kasih menjadi nyata dalam bela rasa. Menurut Paulus, itulah kasih Allah kepada kita dalam Kristus: “Kristus telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita” (Ef. 5:2). Maka, jika kasih itu ada dalam diri kita, menurut Paulus, segala kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaknya tidak ada di antara kita. Selama semua itu belum lenyap dan belum digantikan oleh pengampunan dan keramahtamahan, kebencian masih meraja dan kasih belum menjadi bela rasa. Karena berbela rasa kepada Elia yang putus asa serta kelaparan di padang gurun, dalam bacaan pertama, Allah mengutus malaikat untuk menghibur dan menyediakan makanan bagi Elia.

Kalau kasih melahirkan bela rasa, kebencian melahirkan egoisme serta perselisihan. Jika kasih dan bela rasa itu mendengarkan dan memahami, kebencian dan egoisme menolak dan mencari-cari kesalahan. Itulah yang dilakukan orang Yahudi yang membenci Yesus. Alih-alih berusaha memahami sabda Yesus bahwa Ia adalah “Roti Hidup yang turun dari surga” (ay.41), mereka menolak Dia dan bersungut-sungut bahwa Yesus telah menista agama, sebab Dia hanyalah anak Yusuf. Rasa benci menghambat orang untuk bersikap objektif. Rasa benci membuat orang menutup diri dan karena itu juga sulit sampai pada iman, sebab iman mengandaikan pendengaran dan orang yang membenci tak sudi mendengarkan lagi.

Ya Bapa, ajarlah kami untuk mengasihi dan berbela rasa, dan jauhkanlah dari kami rasa benci yang membutakan mata hati dan menutup pintu iman. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XIX/B